TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebanyak 33 cabang olahraga atau cabor di Kota Tasikmalaya, bersepakat Mengusulkan Musyawarah Olahraga Luar Biasa (Musorkotlub).
Hal itu Dijelaskan Ketua Pordasi Kota Tasikmalaya Abdullah Ahyani. Menurutnya, para perwakilan cabor berkumpul di Ruang Badan Musyawarah (Banmus) DPRD, Sabtu (2/9/2023) malam.
Keresahan sejumlah cabor menyeruak di gedung wakil rakyat, yang pada intinya ingin menggelar Musorkotlub sesegera mungkin.
Baca Juga:Korban Penipuan Hanya Bisa Pasrah, Tak Punya Uang untuk Sewa PengacaraKecelakaan Melibatkan Pelajar Capai 25 Persen, Pemkab Ciamis Larang Siswa-Siswi Bawa Motor ke Sekolah
“Kemarin para pengurus cabor berkumpul, membulatkan tekad dan komitmen mendorong Musorkotlub, dimana habisnya kepengurusan hari ini, secara periodik pada 2025, namun rekan-rekan bersepakat didorong musyawarah luar biasa segera,” tuturnya kepada Radar, Minggu (3/9/2023).
Dia menjelaskan ada beberapa poin yang menjadi catatan penting cabor di Kota Tasikmalaya sehingga mesti me-reshuffle kepengurusan KONI.
Mulai adanya pelanggaran AD/ART, dimana Ketua KONI Kota Tasikmalaya H Arif Surahman rangkap jabatan dengan mengurus juga di KONI Jawa Barat.
“Disamping itu, rekan-rekan cabor merasakan di internal KONI seolah tidak solid, manajemen dan tata kelola organisasi tidak jelas, kemudian ada indikasi, prosedur penggantian antar waktu beberapa waktu lalu tak melalui rapat pleno pengurus, melabrak mekanisme AD/ART,” rincinya.
Tidak cuma itu, disharmoni internal Koni terasa berdampak terhadap pelayanan kepada cabor.
Disamping adanya distrust terhadap KONI, ditandai stakeholder, instansi terkait banyak ketidaksinkronan.
“Itu terjadi ketika rekan cabor berkoordinasi dengan Instansi seolah saling tuduh. Harusnya sinergis,” paparnya.
Mantan Pengurus DPD KNPI itu menjelaskan terlepas bagaimana hasil musorkotlub.
Para cabor bersepakat mengedepankan kebersamaan dan kekeluargaan.
Baca Juga:Pengendara N-Max Ini Terlempar dan Motornya Masuk ke Kolong Mobil Tangki AirMelestarikan Tikar Mendong Purbaratu Tasikmalaya yang Nyaris Lenyap Ditelan Zaman
Dimana, semua cabor punya hak dan kesempatan mengajukan kader terbaiknya untuk maju di KONI 1.
“Nanti, sama-sama menilai, berharap tak ada lagi tim-timan atau faksi-faksi di organisasi keolahragaan. Kalau begitu terus, bakal melahirkan efek domino, Musorkotlub malah menghasilkan disintegrasi baru yang akhirnya diwarnai deal-dealan politik. Sebetulnya, sepanjang kehadiran koni terasa baik bagi cabor, kemudahan aksesibilitas, transparan, persoalan tentu bisa dimusyawarahkan dan dicari solusi bersama. Namun, para cabor menilai hari ini terlalu sulit untuk melakukan upaya itu, maka diputuskan Musorkotlub saja,” ujar Pengurus Olahraga dengan sapaan Dadul itu.