Warga mulai ibu-ibu, tua dan muda bergotong royong dengan anggota Satgas TMMD ke-115 saat pengerasan jalan poros di Kampung Cibabakan Desa Cikadongdong. Foto: tiko heryanto / radar tasikmalaya”Itu jaraknya sampai 6 kilometer lebih. Kalau sekarang 1 kilometer lebih,” ulas Aam, punduh Kampung Cibabakan.
Antara Kampung Cibabakan dengan Desa Toblongan ini, sebelumnya terhalang bukit atau biasa disebut Gunung Pencutlimus.
Solusinya, pasukan TNI bersama rakyat, lewat Program TMMD ke-115 TA 2022 Kodim 0612/Tasikmalaya gempur Gunung Pencutlimus ini.
Baca Juga:Dapat Pesan Khusus dari ZulhasBerpacu Waktu
Dari gunung ini dibuat jalan poros. Sehingga akses warga Kampung Cibabakan terbuka, untuk menjual hasil pertanian dan perkebunan. Inilah yang menjadi harapan baru bagi rakyat.
Kini di tengah kampung tekah dibuatkan jalan poros yang membelah Gunung Pencutlimus tersebut.
Jalan ini tidak sekadar dibuka melainkan telah dilakukan pengerasan sampai pada pengaspalan jalan.
Jalan sepanjang 523 meter dengan lebar 2,5 meter, sudah berselimut aspal. Bisa dilintasi menggunakan roda dua. Tanpa kendala bebatuan atau lumpur.
Jalan poros ini menembus ke jalan yang sudah ada sebelumnya berupa jalan beton.
Aam, punduh Kampung Cibabakan, yang juga sebagai petani, rutin menjual hasi perkebunan berupa pisang. Setiap pekan, dirinya menjual hasil kebunnya itu ke beberapa desa. Khususnya ke Desa Toblongan.
Sekali jual, dirinya menghasilkan uang Rp 200 hingga Rp 300 ribu dalam sepekan. Sebelum jalan diaspal atau lewat jalan poros, dalam seminggu hanya kebagian Rp 100 ribu.
Baca Juga:Bukan Hanya Menolong, Donor Darah Sehatkan MasyarakatJaring Calon Wirausaha Baru di Cineam
”Dulu kan harus bolak balik karena jalannya jelek. Habis sama bensin dan operasional lainnya. Sekarang, alhamdulillah 200 sampai 300 ribu itu bisa bersih,” ulasnya.
”Nomor 1 itu pisang semingggu sekali, ada juga talas dan kapol. Dulu yang namanya pisang sewu itu tidak laku. Sampai busuk dan dibikin sale saja tidak laku. Sekarang dari Cibungur, Parungponteng mau datang ke sini. Jadi hasil bumi di kampung kami laku,” paparnya.
Untuk meraih hasil seperti yang dirasakan saat ini, menurut Aam, bukan perkara yang mudah. Sebab proses membuka jalan serta pembangunan di Desa Cikadongdong secara umum butuh perjuangan yang luar biasa.