Belum lagi, lanjut dia, meski kontrak pekerjaan fisik di area itu rampung pihaknya harus terlebih dahulu menunggu masa pemeliharaan dan penyerahan dari pelaksana kegiatan.
“Jadi otomatis itu masih dalam pertanggungjawaban konstruksi. Kemudian rencananya di APBD perubahan juga akan ada penambahan ornamen payung dan lampu. Jadi kita harap ruang kosong tidak diapa-apakan dulu,” pintanya.
Dia menambahkan, material yang digunakan untuk lantai pada pedestrian pun bukan material sembarangan. Melainkan berbahan granit yang tentunya bisa membuat pejalan kaki betah dan nyaman berjalan-jalan. “Pak gubernur mengatakan kita itu kota bukan kabupaten. Lima indikator penilaian publik yang penting dipenuhi yakni persoalan PKL, kemacetan, banjir sampah dan ruang terbuka. Lima unsur itu masuk di konsep HZ Mustofa dan Cihideung. Tinggal sampahnya ditangani, kemacetan. Jangan sampai pemkot berupaya penuhi lima unsur kebutuhan publik itu, malah tidak terwujud setelah sekarang sudah nyaman, di sisi lain ada kepentingan lain yang bakal ditempatkan di area pedestrian ini,” paparnya.
Baca Juga:Lama Tak Festival, Warga TerhiburKawanan Monyet Resahkan Warga
Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tasikmalaya Wenda Krisnawan menuturkan, di area HZ Mustofa dan Cihideung sejatinya pekerjaan fisik sudah nyaris tuntas. Hanya saja, pihaknya masih harus menunggu masa pemeliharaan sesuai mekanisme pengadaan jasa konstruksi. “Jadi kami masih harus mempertanggungjawabkan pekerjaan ini sampai benar-benar dinyatakan rampung. Masa pemeliharaan, serah terima hasil pekerjaan dan nantinya akan ada pemeriksaan tentunya, sehingga diharapkan kondisi fisik yang sudah kita kerjakan, penempatan ornamen tidak ada perubahan terlebih dahulu sebelum pekerjaan secara umum selesai,” harap dia.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Agus Wahyudin mengatakan hasil penataan sudah mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Khususnya dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang sempat meninjau kondisi terbaru HZ Mustofa dan Cihideung. “Bahkan Kota Tasik sampai disebut sudah naik kelas,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (23/10/2022).
Dengan diakomodirnya PKL, kata dia, tentu cukup berisiko membuat area tersebut jadi semerawut. Lalai sedikit saja, bisa-bisa miliaran rupiah anggaran yang sudah dikucurkan untuk penataan itu akan sia-sia. “Jangan sampai turun kelas lagi,” ujarnya.