UMKM Harus Tembus Pasar Luas, Prodi Manajemen Unsil Tasikmalaya Gelar Pengabdian

UMKM Harus Tembus Pasar Luas, Prodi Manajemen Unsil Tasikmalaya Gelar Pengabdian
KOMPAK. Kegiatan Tim PbM-KM Unsil Tasikmalaya melakukan pelatihan mengenai pentingnya kemasan dan label dan pemasaran produk dengan memanfaatkan teknologi digital di Dusun Cikadongdong Desa Sukahaji, Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, Minggu (25/9/2022). Foto: istimewa
0 Komentar

CIHAURBEUTI, RADSIK – Dosen Prodi Manajemen Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya telah melakukan kegiatan Pengabdian bagi Masyarakat dengan Skema Kemasyarakatan (PbM-KM) di Dusun Cikadongdong Desa Sukahaji, Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, Minggu (25/9/2022).

Dalam kegiatan tersebut dilakukan tim  PbM-KM antara lain; Deasy Lestary Kusnandar SE MSi, Prof Dr H Deden mulyana SE MSi, Dewi Permatasari SE MSi, dan H Nana Sahroni SE MSi. Dengan melakukan pelatihan mengenai pentingnya kemasan dan label, pemasaran produk dengan memanfaatkan teknologi digital.

Kemudian melakukan pemberian peralatan yang dapat menunjang dalam pengemasan produk dan alat untuk proses pemasaran secara digital. Sehingga produk UMKM ini bisa menyentuh pasar yang lebih luas lagi.

Baca Juga:Dosen Poltekkes Ajarkan Pijat EndorphinUmtas Tanam 2022 Pohon Manglid

Ketua Tim PbM-KM Unsil Tasikmalaya Deasy Lestary Kusnandar SE MSi menyampaikan sebagai dosen mesti melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, salah satunya dengan pengabdian kepada masyarakat untuk melakukan pelatihan untuk usaha mikro kecil (UMK). Itu selain, pengajaran dan penelitian.

Maka dari itu, pihaknya pun fokus dalam kepada PbM-KM Unsil Tasikmalaya untuk sektor industri rumah tangga. Misalnya saja industri rumah tangga keripik pisang, yakni Surya Keripik di Dusun Cikadongdong Desa Sukahaji, Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis.

“Tim pengabdian mencoba memecahkan permasalahan dari industri rumah tangga kecil yang bergerak dalam sektor makanan. Seperti jenis keripik pisang bisa naik kelas,” katanya kepada Radar, Minggu (25/9/2022).

Mengingat, tim pengabdian mengamati bahwa akses menuju lokasi industri rumah tangga ini, cukup jauh dari jalan raya. Walaupun bisa diakses baik menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Lalu pemilik usaha memasarkan produknya dengan word of mouth dan menitipkan ke warung-warung tradisional terdekat. Ditambah

pengemasan produk keripik pisang masih belum menggunakan teknologi apapun, karena hanya dibungkus menggunakan plastik dan staples.

“Setelah diamati, tim pengabdian Unsil pun melakukan kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada pedagang keripik. Itu dalam rangka implementasi pemanfaatan kemasan dan labeling pada produk yang dijual,” ujarnya.

Lalu, setelah menjalani pelatihan kepada pedagang keripik agar  adanya inovasi kemasan dan labeling dapat meningkatkan. “Sehingga nilai jual produk yang dapat memberikan keuntungan lebih tinggi untuk pemilik usaha,” katanya.

0 Komentar