Daya Beli Rendah, Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Kabupaten Garut Kompak Turun

harga kebutuhan pokok di pasar kabupaten garut
Pedagang saat merapikan dagangannya di Pasar Ciawitali Kabupaten Garut, Kamis, 25 April 2024. (Agi Sugiana/Radartasik.id)
0 Komentar

GARUT, RADARTASIK.ID – Setelah Hari Raya Idul Fitri berakhir, harga kebutuhan pokok di Pasar Kabupaten Garut kompak turun. 

Menurut Dinas Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Garut, penurunan harga kebutuhan pokok disebabkan permintaan pasca-Lebaran tidak terlalu tinggi serta beberapa wilayah sudah masuk masa panen.

Kepala Disperindag Kabupaten Garut Ridwan Effendi mengatakan, penurunan harga kebutuhan pokok bukan hal yang baru. 

Baca Juga:Dewan Tanggapi Rencana Penertiban PKL Wilayah Perkotaan Garut, Ini yang Harus Pemkab LakukanOleh-Oleh Idaman Keluarga, Dodol Garut dan Kerupuk Kulit Laris Manis Selama Lebaran 2024

”Momen Idul Fitri ini sudah terlewati, ya hukum pasar permintaan tidak terlalu tinggi otomatis harga menyesuaikan,” ucapnya, Kamis, 25 April 2024.

Ia menyebutkan, hampir semua komoditas di pasaran mengalami penurunan harga. Namun ada juga yang tetap karena sejak awal permintaannya tidak terlalu tinggi.

Menurut Ridwan, kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, dan minyak goreng mengalami penurunan harga. 

”Beras premium ini saja sekarang di angka Rp 14.000 dari awalnya Rp 17.000 sampai Rp 18.000 di pasaran. Apalagi kalau di warung-warung,” lanjutnya.

Penurunan harga, kata dia, patut disyukuri. Sebab masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang normal bahkan lebih murah.

Meskipun sudah mengalami penurunan, namun daya beli masyarakat di pasar tradisional Kabupaten Garut masih belum stabil. 

”Ya daya beli ini dipengaruhi oleh global apalagi harga dolar kan cukup tinggi,” katanya.

Baca Juga:Persigar Garut Evaluasi Kekalahan Melawan Persikas Subang di Laga Uji Coba Jelang Liga 3 NasionalPKL di Wilayah Perkotaan Garut Menolak Direlokasi, Ini Alasannya

Ia menyampaikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat perlu kolaborasi berbagai pihak. 

”Ini perlu kerja sama multi stakeholder, tidak hanya pemerintah semata tapi juga dunia usaha, lingkungan akademisi harus baru membahu di tengah penurunan daya beli,” ungkapnya.

Sebelumnya, salah seorang pedagang beras Iman mengatakan saat ini harga beras mengalami penurunan sampai dengan Rp 2.000 per kilogramnya. 

”Lumayan sekarang yang biasanya paling mahal Rp 16.000 sekarang jadi Rp 13.000. Lumayan turunnya,” katanya. (Agi Sugiana)

0 Komentar