Turunkan Stunting

Turunkan Stunting
stunting
0 Komentar

Secara teknis ASN harus memantau kondisi dan perkembangan anak. Tentunya memberikan suplai kebutuhan makanan bergizi seimbang untuk mereka agar tumbuh kembangnya menjadi baik. “Apalagi yang dekat dari rumah, pas mau berangkat kerja kita bisa kunjungi dulu rumah anaknya,” ucapnya.

Dalam gerakan ini, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Tasikmalaya juga memberikan bantuan telur untuk anak-anak stunting. Sehingga para ASN tinggal memberikan makanan tambahan lainnya. “Bisa ikan, susu, daging dan makanan bergizi lainnya,” ujarnya.

Untuk pengawasan, setiap ASN harus melaporkan ketika melakukan kunjungan dan menyuplai makanan. Sehingga bisa ketahuan ketika ASN tersebut tidak melaksanakan tanggung jawabnya.

Baca Juga:Mundur dari PNS, Neng Ida Jadi BacalegKaya Aset

Menurut Hj Nunung, gerakan ini tidaklah berat asal didasari dengan kerelaan. Bisa juga dengan menurunkan ego untuk jajan per harinya. “Seperti saya terapkan kepada pegawai di kantor, ibaratnya jatah untuk beli bakso kita alihkan untuk memberi makan anak stunting,” jelasnya.

Gerakan ASN menjadi orang tua asuh ini harus dijalankan selama 3 bulan. Setelah itu akan dilihat kondisi perkembangan anak di tangan orang tua asuhnya. “Karena secara teori, perkembangannya baru bisa dilihat setelah tiga bulan,” ucapnya.

Sementara itu, hingga awal 2023 ini, persoalan stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak di Kabupaten Tasikmalaya masih menjadi persoalan serius yang mesti dihadapi.

Berdasarkan hasil survei status gizi balita Indonesia tahun 2021, angkanya pun tergolong masih cukup tinggi, yakni 24,4 persen dari jumlah anak atau bayi yang ditimbang atau di kisaran 15.000-an anak.

Sejumlah faktor disinyalir menjadi kendala penanganan stunting. Beberapa di antaranya yakni mulai pola makan (gizi) yang kurang baik, pola asuh, sanitasi dan air bersih. Meski stunting tidak identik dengan masalah kemiskinan, akan tetapi kondisi ekonomi ini tetap mempengaruhi.

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Sosial (DPP-KB-P3A Kabupaten Tasikmalaya Dadan Hamdani menjelaskan data persentase angka stunting di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 24,4 persen, sama dengan angka nasional. Itu dari bayi yang ditimbang.

Faktor lainnya yakni pola makan, pola asuh hingga masalah sanitasi dan air bersih. Sehingga semua sektor harus berupaya sejumlah faktor penyebab ini bisa diatasi bersama-sama.

0 Komentar