Tak Ada Penerus, Tiga Kesenian dan Budaya Khas Ciamis Ini Akhirnya Punah

kesenian dan budaya
Pagelaran seni dan budaya Kampung Legenda tentang asal usul Lutung Kasarung di Desa Gunungcupu Kecamatan Sindangkasih. (foto: Iman SR)
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Ketua Padepokan Cupumanik Ciamis Oos Koswara prihatin karena saat ini ada tiga kesenian dan budaya khas Ciamis yang sudah mulai hilang.

Khususnya di Desa Gunungcupu Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Diantaranya seperti Kesenian Dogdog, Pencaksilat dan Tari Serimpi.

“Tari Serimpi dan Pencaksilat itu ilmu beladiri yang dikemas oleh orang tua kita dulu, semua pelakunya tidak ada. Kemudian sudah tidak punya alat musiknya juga. Bahkan seni Dogdog yang hanya kayunya saja tidak ada kulitnya,” papar Oos usai acara gelar seni dan budaya Lebur Legenda yang ke-2, di Dusun Desakidul RT 1/ 1 Desa Gunungcupu Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis Sabtu (5/8/2023) malam sekitar pukul 20.00.

Baca Juga:Leher Bocah di Ciamis Ini Mendapat 18 Jahitan Gegara Terjerat Benang Layangan Putus Saat Naik Motor, Siapa Tanggungjawab?Dicari! Lansia Berusia 80 Tahun di Kabupaten Ciamis Ini Menghilang dari Rumah, Sejak Jumat Belum Kembali

Oos menjelaskan bahwa Seni Dogdog lahir di Gunungcupu. Dulunya sering dipentaskan ketika arak-arakan pangantin sunat ke pemandian Purbasari. Yakni di daerah dekat kantor Desa Gunungcupu.

Menurut cerita legenda yang beredar di masyarakat, pemandian itu dulunya adalah tempat Purbasari mandi dan wajahnya menjadi cantik kembali setelah mandi di sana. Kini tempat itu dinamai Cai Kahuripan Purbasari

“Itu ada ceritanya cai Kahuripan yang tidak jauh dari kantor Desa Gunungcupu sekitar 200 meteran cai Kahuripan Purbasari,” tutur Oos kepada Radar.

Oos menyampaikan bahwa, bisanya penganten sunat dimandikan di sana. Itu didasarkan pada pengalamannya ketika masih kecil sekitar tahun 180 sampai tahun 1984.

Anak yang akan disunat selain diiringi Dogdog juga diarak keliling kampung dengan becak hias kemudian besoknya disunat.

“Makanya itu yang disayangkan di Desa Gunungcupu yang sudah hilang dan para pelakunya dari tiga seni dan budaya itu telah meninggal dunia,” ucapnya.

Dengan telah menghilangnya tiga kesenian itu, ia kini berniat menggalinya kembali dengan melibatkan para anak muda.

Baca Juga:Maiyah Lingkar Daulat Malaya: Setiap Pertemuan Adalah Jalan Menuju KebahagiaanKomunitas Cermin Tasikmalaya Menjaga Kebudayaan dari Ancaman Kepunahan Akibat Modernisasi

Dengan tujuan agar bisa sedikit terkuat dan kembali bangkit tiga seni budaya tersebut.

0 Komentar