Swasembada Telur dengan Metode Selfmix

Swasembada Telur dengan Metode Selfmix
KAMPUNG TELUR. Aktivitas peternakan di Klaster Ayam Ras Petelur Kabupaten Ciamis, Sabtu (12/11/2022). Dalam sehari, klaster tersebut bisa menghasilkan 40-50 ton telur. Foto: Lisna Wati / Radar Tasikmalaya
0 Komentar

“Dengan bantuan Bank Indonesia, kita optimis ketahanan pangan telur ayam semakin kuat. Kita berusaha untuk memaksimalkan produksi, menambah populasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan telur ayam di Priangan Timur,” ujarnya.

Terlebih saat ini,  P2APC sudah memiliki tanah seluas 1 hektar dan punya bangunan sendiri yang diisi mesin selfmix dari BI dengan kapasitas pakan 300 ton. “Gudang baru P2APC ini diresmikan Oktober 2022 yang merupakan hibah dari Pemda Kabupaten Ciamis, mesinnya dari KPwBI Tasikmalaya, dan tanahnya punya P2APC,” katanya.

Selama ini, kata ia, kandang ayam P2APC masih menyewa. Dalam waktu dekat kandang dipusatkan di lahan milik koperasi, berikut dengan pengolahan pakan, kantor juga terpusat di sana.  “Kita optimis P2APC atau Klaster Ayam Petelur Ciamis ini bisa semakin besar. Dengan punya gedung sendiri dan pakan selfmix, biaya operasional berkurang dan bisa dialihkan untuk peningkatan populasi ayam,” jelasnya.

Baca Juga:Titip Kota Tasik!Yusuf: Saya Akan Maju Kembali di 2024

Ia mengatakan, P2APC yang baru terbentuk 3 tahun ini kemajuannya cepat karena semua anggota kompak dan punya visi yang sama untuk fokus ke pengembangan koperasi. “Mimpi besar kami Priangan Timur bisa 100 persen swasembada telur dan klaster kami bisa jadi pusat percontohan,” harapnya.

Ia mengatakan, adanya aktivitas peternakan ayam petelur di Cigebot ini tak hanya mewujudkan ketahanan pangan, tapi juga mampu menggeliatkan roda ekonomi masyarakat sekitar dan menekan arus urbanisasi. “P2APC ini mampu menampung ribuan tenaga kerja dari dalam (Dusun Cigebot, Red) maupun dari di luar daerah,” katanya.

Warga Dusun Cigebot, Desa Muktisari juga jarang yang bekerja ke luar desa, 90 persennya bekerja di usaha ternak ayam petelur ini. “Perputaran uang di desa kami bisa miliaran rupiah perhari-nya. Tak heran jika desa kami disebut Kampung Telur,” katanya.

Sementara itu, Ketua Koperasi P2APC Otong Komara menceritakan, sejak tahun 1970-an, masyarakat Dusun Cigebot sudah beternak ayam petelur. Dengan kondisi geografis yang didominasi perbukitan, maka usaha yang cocok dikembangkan di sana adalah peternakan.

Profesi peternak pun turun-temurun dan kini sudah memasuki generasi ketiga. Peternak di Cigebot saat ini kebanyakan kaum milenial. Mereka mampu memegang tongkat estafet peternakan ayam petelur, sehingga Cigebot saat ini menjadi salah satu sentra penghasil telur ayam terbesar di Jawa Barat. (na)

0 Komentar