Swasembada Telur dengan Metode Selfmix

Swasembada Telur dengan Metode Selfmix
KAMPUNG TELUR. Aktivitas peternakan di Klaster Ayam Ras Petelur Kabupaten Ciamis, Sabtu (12/11/2022). Dalam sehari, klaster tersebut bisa menghasilkan 40-50 ton telur. Foto: Lisna Wati / Radar Tasikmalaya
0 Komentar

Mereka tersebut bisa menghasilkan 40-50 ton telur perhari dengan populasi ayam mencapai 14 ribu ekor. Hasil produksi telur ayam selalu diserap pasar, hal ini untuk menyuplai kebutuhan telur di Priangan Timur. “Produk telurnya segar, fresh. Tidak ada barang tertumpuk di gudang, langsung didistribusikan,” ujarnya.

Pihaknya terus berupaya meningkatkan produktivitas, Makanya sejak 2019, di bawah binaan KPwBI Tasikmalaya, P2APC menerapkan aplikasi pakan selfmix.

“Selfmix merupakan metode pencampuran pakan yang dilakukan sendiri. Bahan pakan yang kita pakai yakni bahan utamanya jagung 50 persen, konsentrat 35 persen dan dedak 15 persen,” katanya.

Baca Juga:Titip Kota Tasik!Yusuf: Saya Akan Maju Kembali di 2024

Manfaat dari melakukan selfmix yaitu lebih efisien dalam biaya produksi dan peternak lebih leluasa menentukan komposisi pakan sesuai kondisi ayam serta ketersediaan bahan baku yang ada di lapangan.

Ia memastikan, ongkos yang dikeluarkan selfmix untuk menghasilkan 1 kilogram telur mampu lebih rendah ketimbang menggunakan pakan pabrikan. “Dalam sehari kami membutuhkan 1 ton pakan. Selisih harga pakan selfmix dengan pakan pabrikan sekitar Rp 1.000, maka kami bisa menghemat biaya hingga Rp 1 juta perhari,” terangnya.

Selain penghematan, alasan utama pilihan selfmix adalah kestabilan produksi terjaga. “Potensi genetik jadi maksimal,” katanya.

Dengan kualitas pakan yang lebih terjamin, sambungnya, produktivitas ayam meningkat. Setiap 100 ekor ayam sebelumnya bertelur sebanyak 80 butir menjadi 85 butir.  “Kualitas telur juga meningkat hal ini ditunjukkan dengan warna telur yang menjadi lebih coklat, warna telur yang sangat disukai konsumen,” terangnya.

KAMPUNG TELUR, OMZET MILIARAN

Ia menceritakan, pengaplikasian selfmix ini manfaatnya sangat terasa, khususnya pada saat harga pakan melambung tinggi. Di samping itu, saat terjadi fenomena harga telur anjlok di pasaran, dimana banyak peternak merugi bahkan gulur tikar, tapi P2APC cenderung bisa bertahan.

“Di saat harga bergejolak, baik itu harga pokok penjualan (HPP) turun atau harga pakan melambung, P2APC cenderung bisa bertahan, kemampuan produksi stabil. Hal itu karena kami menerapkan pakan selfmix yang membuat peternak lebih tahan banting di segala kondisi,” ujarnya.

Pembuatan pakan metode selfmix ini tersebut terwujud berkat Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang disalurkan KPwBI Tasikmalaya berupa satu paket alat selfmix, alat sprayer berikut dengan pelatihan SDM-nya.

0 Komentar