Sempat Ngungsi, Warga Mulai Pulang

Sempat Ngungsi, Warga Mulai Pulang
MENINJAU. Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat meninjau lokasi terdampak bencana banjir di Kecamatan Pameungpeuk akhir pekan lalu. Foto: istimewa
0 Komentar

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meninjau dan menyerahkan bantuan untuk warga terdampak bencana banjir di Kecamatan Pameungpeuk Sabtu. Dia ingin memastikan penanganan berjalan optimal.

Uu juga menyerap aspirasi masyarakat agar bencana serupa tidak lagi terjadi. “Kehadiran saya ke sini adalah ikhtiar untuk mencari solusi bagaimana supaya tidak terulang kembali,” kata Pak Uu.

Selain itu, Uu menyarankan agar masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana pindah ke tempat lebih aman. “Saya menyampaikan hari ini mudah-mudahan ada yang terpikir untuk pindah ke tempat lain yang lebih aman lagi,” pungkasnya.

Baca Juga:Plang Petunjuk Arah Wajib Berizin UMKM Harus Tembus Pasar Luas, Prodi Manajemen Unsil Tasikmalaya Gelar Pengabdian

Diberitakan sebelumnya, bencana alam yang mendera Kabupaten Garut bagian selatan selain menimpa Kecamatan Pameungpeuk, juga menimpa empat kecamatan lainnya. “Dari lima kecamatan, bencana alam paling parah menimpa di Kecamatan Pameungpeuk. Jadi kita sekarang masih menghitung jumlah kerugian, kemudian melakukan langkah-langkah penanganan banjir bandang dan longsor di Garut Selatan,” ungkap Wakil Bupati dr Helmi Budiman kepada wartawan saat meninjau lokasi di Kecamatan Pameungpeuk.

Disampaikan dia, dalam bencana alam ini terdapat dua kategori. Yakni terdampak dan kerusakan. Seperti di Kecamatan Pameungpeuk, dari 1.600 rumah yang terdapak hanya 2 di antaranya hancur.  Rata-rata rumah yang terdampak dan mengalami kerusakan berada di sepanjang aliran Sungai Cipalebuh. “Kita juga akan koordinasi dengan provinsi karena sungai ini ada di bawah provinsi,” terang dia.

Banyaknya jumlah rumah yang terdampak, menurut Helmi, belum memungkinkan untuk dilakukan relokasi. Sehingga mengantisipasi agar tidak meluapnya air Sungai Cipalebuh ke pemukiman warga, pihaknya akan melakukan perbaikan dengan pemasangan bronjong. “Biayanya cukup mahal (relokasi, Red), karena rumahnya cukup banyak di sepanjang aliran sungai. Pilihan paling rasional dengan bronjong,” terangnya. (mg1)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

Laman:

1 2
0 Komentar