Perubahan Nama Ciamis Bisa Jadi Bumerang Bagi Herdiat-Yana

Sekjen Akademi Politik KDS menyerahkan berkas kajian kepada Asda I Ciamis
Sekjen Akademi Politik KDS menyerahkan berkas kajian rencana pergantian nama Ciamis menjadi Galuh kepada Asda I Ciamis H Wasdi. Dok. KDS
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Polemik perubahan nama Ciamis menjadi Galuh terus bergulir. Jumat pekan kemarin, tanggal 31 Maret, Akademi Politik KDS yang diketuai Didi Sukardi SE menyerahkan berkas hasil kajian kepada H Wasdi.

Wasdi merupakan ketua panitia persiapan perubahan nama Ciamis menjadi Galuh. Ia juga merupakan Asisten Daerah I yang membindangi pemerintahan.

“Saya selaku Sekjen Akademi Politik KDS menyerahkan hasil kajian Akademi Politik KDS kepada ketua panitia persiapan perubahan nama Ciamis,” ujar Sekjen Akademi Politik KDS Dede Ahmad Ramdani, MPd kepada Radar, Minggu (2/4/2023) pagi.

Baca Juga:Nyelekit, Sindiran Ala Ketua KONI Kota TasikmalayaHasil Zakat dan Sedekah di Kota Tasik Dibelikan Telur

Penyampaian berkas itu, kata Dede, sebagai respon terhadap wacana Pemda tentang pergantian nama Ciamis. Berkas diterima dengan baik oleh H Wasdi. Saat penyerahan Wasdi mengaku sudah tahu beberapa pointer dalam bekas hasil kajian yang ia terima. “Beliau (H Wasdi, Red) mengaku sudah tahu pointer-pointernya dari media tentang yang disampaikan KDS,” tuturnya.

ELEKTABILITAS HY BISA TURUN

Terpisah, pengamat politik Ciamis Endin Lidinillah menilai rencana pergantian nama Ciamis berpotensi besar menurunkan simpati masyarakat terhadap Herdiat-Yana.

Apalagi jika pasangan ini berniat nyalon kembali pada Pilkada 2024. Isu pergantian nama Ciamis bisa menjadi sesuatu yang merusak elektabilitas. “Potensi penurunan elektabilitas bisa terjadi kalau perubahan nama (Ciamis) diteruskan,” katanya.

Menurut Endin masyarakat Ciamis khususnya yang tinggal di wilayah perkotaan memiliki tingkat rasionalitas yang tinggi. Mereka adalah masyarakat pemilih yang sangat mempertimbangkan aspek kemanfaatan akan suatu kebijakan atau program.

“Pemda belum bisa menyuguhkan bentuk manfaat praktis dan peningkatan kesejahteraan yang akan di terima masyarakat dari perubahan nama tersebut. Justru yang muncul persepsi akan munculnya keribetan dalam pergantian identitas diri maupun identitas lembaga. Terutama lembaga yang bergerak di bidang ekonomi,” paparnya.

Apabila kepemimpinan HY tidak dapat menjelaskan dan menyajikan kemanfaatan lebih atas perubahan nama itu, maka besar kemungkinan pemilihnya akan berpaling pada Pilkada 2024.

Apalagi isu pergantian nama Ciamis menjadi Galuh memunculkan kekhawatiran terhadap perubahan kebudayaan masyarakat.Padahal wilayah Ciamis sendiri merupakan wilayah yang masyarakatnya religius.

0 Komentar