Bincang Buku di Kampus Ala Perpustakaan Universitas Siliwangi, Bedah ’Mitos Secangkir Kopi’ dan ’Tumbuh Pelan’

Perpustakaan universitas siliwangi
Ketua Perpustakaan Universitas Siliwangi Bode Riswandi (kanan) berbicara saat membedah buku ”Mitos Secangkir Kopi” karya Ratna Ayu Budhiarti, Selasa 3 Oktober 2023. (Perpustakaan Unsil for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIK, RADARTASIK.ID – Unit Penunjang Akademik (UPA) Perpustakaan Universitas Siliwangi (Unsil) menggelar Bincang Buku di Kampus bersama Langgam Pustaka.

Giat yang dihelat pada 3-4 Oktober itu membedah buku sastra dan kumpulan cerpen untuk mempertahankan budaya literasi di lingkungan Unsil.

Buku yang dibedah yakni ”Mitos Secangkir Kopi” karya Ratna Ayu Budhiarti. Buku tersebut dibedah langsung oleh Bode Riswandi.

Baca Juga:Prediksi AEK Athens vs Ajax di Europa League 5 Oktober 2023, Statistik, Skor, Susunan Pemain, dan Head to HeadImplementasi Inisiatif Eco Green di Bisnis, Perubahan Iklim, dan Tantangan Global Saat Ini

Karya alumni Fakultas Pertanian Unsil itu berhasil membuat pimpinan Unsil mengapresiasi kegiatan di Kafe Perpustakaan Universitas Siliwangi tersebut.

Di hari kedua, para pengunjung disuguhkan presentasi kumpulan cerpen ”Tumbuh Pelan” karya Alexandreia Wibawa yang dibedah oleh Yana S Atmawihardja. Yana merupakan alumni Unsil dan Anggota Luar Biasa (ALB) Teater 28 Unsil.

”Bincang Buku di Kampus dilaksanakan dua hari bersama Langgam Pustaka. Ini adalah program UPA Perpustakaan untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya literasi. Ini juga upaya untuk semakin menghidupkan ruang baca alternatif di lingkungan Perpus Unsil,” kata Ketua Perpustakaan Unsil Bode Riswandi kepada Radartasik.id, Rabu 4 Oktober 2023.

Bode Riswandi, Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia, juga menyampaikan tujuan kegiatan tersebut untuk menjadikan Perpus Unsil sebagai tempat memekarkan kemampuan pegiat literasi.

Lantaran, peserta yang hadir bukan hanya mahasiswa atau pun warga Unsil, tetapi juga ada dari warga luar kampus.

”Ini sebagai bentuk mengakrabkan kita dengan buku dan budaya literasi. Nantinya, bisa saja literasi musik juga, atau juga drawing bersama,” tutur Bode.

”Terbuka untuk siapa pun yang mau membedah bukunya. Kita juga tidak tematik, buku bebas mau fiksi ataupun non fiksi. Untuk civitas akademika Unsil jangan sungkan masuk Perpus. Segala potensi bisa diaplikasikan, kemampuan apapun yang dimiliki bisa ditularkan,” ujar Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya tersebut.

0 Komentar