Menakar Rival Ade

Menakar Rival Ade
Menakar Rival Ade sona sonjaya / radar tasikmalaya
0 Komentar

Dari PKB pun, Asep menilai beberapa figur yang sudah kental mewarnai blantika perpolitikan seperti Oleh Soleh, Acep Adang dan Iip Miftahul Paoz yang kemarin berpasangan dengan Iwan Saputra. Rasanya, kata Asep, parpol berlambang sembilan bintang itu pun memiliki peluang besar untuk turut serta mengambil posisi mengusung kadernya. ”Mereka harus sudah mulai seperti di Kota Tasikmalaya sudah begitu menghangat perang spanduk atau baliho. Di Kabupaten Tasikmalaya berbeda sepertinya, entah kultur seperti itu, atau kandidat dan figur potensialnya masih malu-malu,” ujarnya.

Dia mengatakan timeline perhelatan Pilkada Kota dan Kabupaten Tasikmalaya sama-sama jatuh di 2024. Hanya saja, atmosfer politik yang dibangun tidak sedinamis di Kota Resik, yang sudah masif figur-figurnya menitipkan wajah di dinding-dinding jalan. ”Sepertinya ini berbeda tentang bahwa fenomena di Kabupaten Tasikmalaya tidak muncul seorang pun ke permukaan, padahal potensi dinamisnya akan tinggi. Di sini peluang mereka sebetulnya untuk memulai aktivitas politis salah satunya memasang spanduk agar lebih populis dan dikenal khalayak,” tuturnya.

Sementara itu, akademisi Tasikmalaya lainnya Erlan Suwarlan enggan menyebutkan figur yang berpotensi menjadi rival Ade. Hanya saja, dia menyebut sejumlah kriteria yang salah satunya mesti melihat realitas hasil Pileg 2024. ”Pada dasarnya, siapa pun, dari mana pun, dengan latar belakang apa pun sepanjang punya modal: sosial, politik, dan ekonomi punya hak dan kesempatan yang sama,” kata Erlan.

Baca Juga:Politik Uang Tak Menjamin Sukseskan StrategiPertanian Belum Dianggap Menjanjikan

Dia menjelaskan dari kalangan parpol, sekaliber ketua atau sekretaris partai, terutama partai yang bisa maju sendiri, hendaknya dia berani mencalonkan. Selain dari jalur kader, partai juga harus membuka calon dari kalangan luar partai. Misalnya melalui mekanisme konvensi. ”Konvensi ini harus benar-benar fair, jujur, objektif. Idealnya parpol intensif mencari dan membiayai figur yang bisa memajukan daerah. Bukan minta mahar ke calon,” tuturnya.

Erlan menuturkan kader legislator senior dari semua partai pun merupakan tokoh potensial. Termasuk birokrat, yang sudah dicontohkan di Pilkada 2020. ”Kemudian juga dari kalangan profesional, pengusaha, tokoh agama, tokoh pendidikan dan lain-lain. Kami kira figur-figur semacam ini layak untuk menjajal arena pilkada. Prinsipnya memenuhi atau memiliki modal sosial, politik dan ekonomi,” ujarnya.

0 Komentar