Laporan Keuangan KONI Tak Di -Acc

Laporan Keuangan KONI Tak Di -Acc
H Arief Surahman, Ketua KONI Kota Tasikmalaya
0 Komentar

CIHIDEUNG, RADSIK – KONI Kota Tasikmalaya angkat suara merespons kekhawatiran sejumlah cabang olahraga (cabor) yang merasa waswas. Lantaran, belum adanya kepastian pencairan kebutuhan biaya pemberangkatan atlet menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jabar 2022.

Ketua KONI Kota Tasikmalaya H Arief Surahman menuturkan adanya miskomunikasi antar pihak, sehingga opini dan gosip yang berkembang di tataran cabor kian meliar.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Belum Sinergi untuk PemiluRentenir Ditetapkan Tersangka

Padahal, kata dia, pihaknya sejak jauh-jauh hari telah melaporkan pertanggungjawaban penggunaan dana hibah triwulan awal. Supaya kebutuhan dana hibah untuk keberangkatan bisa segera direalisasikan.

“Kita sudah jauh-jauh hari mengusulkan itu. Hanya LPJ (laporan pertanggungjawaban, Red) yang kami susun tidak diterima dinas,” tegas Arif saat ditemui Radar di ruang kerjanya, Selasa (20/9/2022).

Dia menceritakan dalam pelaporan penggunaan keuangan, terjadi perbedaan persepsi. Padahal, pihaknya setiap merealisasikan suatu penganggaran, atas saran dan konsul dari auditor internal yang juga bertugas di Inspektorat.

“Misal bantuan untuk cabor harusnya jangan dulu diberikan sekarang, dari sisi waktu. Sementara, kita juga ada skala prioritas ketika cabor misal membutuhkan mendesak dan diprediksi cabor ini bakal bersumbangsih riil medali di Porprov nanti, masa tidak kita berikan, toh auditor juga tidak menyalahkannya,” kata Arief memaparkan.

Salah satu contohnya, lanjut Arief, ketika cabor Berkuda membutuhkan kuda untuk latihan sampai tuntas pertandingan sebanyak 20 ekor. Apabila menyewa harganya Rp 75 juta per ekor, otomatis, total biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 1,5 miliar. “Alhamdulillah kemarin kita berkomunikasi dengan pemilik kuda, akhirnya memberi kelonggaran dan berupaya membantu. Sehingga tidak perlu sewa, hanya mereka meminta kebutuhan pakan saja bisa dipenuhi Rp 30 juta untuk beberapa bulan.

Artinya kita sudah berhemat Rp 1,47 miliaran,” jelas dia.

Arief yang juga pengusaha itu mengatakan cabor lain yang membutuhkan peralatan untuk pemesanan dari luar negeri pun. Ia penuhi lantaran tidak bisa dibeli di toko, dan waktu yang dibutuhkan sampai peralatannya tiba di Kota Tasikmalaya memakan hitungan bulan. “Nah, semua kebutuhan prioritas itu kami sudah laporkan di LPJ, sayangnya pihak dinas tidak mau menerima itu, maka pencairan jadi tersendat,” keluh Arif.

0 Komentar