Dihadang PKL, Pol PP Mundur

Dihadang PKL, Pol PP Mundur
Para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Cihideung berkumpul menghadapi petugas Satpol PP Kota Tasikmalaya yang akan menertibkan lapaknya di Pasar Ramadan, Minggu (17/4/2022) malam WIB. Penertiban pun batal dilakukan. Rangga Jatnika/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

Hal itu diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya Andi Warsandi yang mengaku bingung menyikapi PKL Cihideung. Dari sisi aturan tentunya hal itu tidak dibenarkan karena jalan bukan diperuntukkan bagi aktivitas perdagangan. ”Ya kalau aturan tentunya tidak boleh,” ucapnya kepada Radar.

Namun di sisi lain, saat ini ekonomi masyarakat sedang kesulitan. Maka dari itu, PKL atau usaha mikro kecil menengah (UMKM) harus dibantu agar roda ekonominya terus berputar. ”Kita kan harus memikirkan ekonomi masyarakat juga,” katanya.

Melihat realitas tersebut, pihaknya pun lebih cenderung mengedepankan hati nurani. Dia berharap pemerintah kota (pemkot) bisa memberikan toleransi kepada para PKL Cihideung. ”Untuk sementara ya berikan saja mereka kesempatan,” ucapnya.

Baca Juga:Ngabuburit Menyaksikan Model CilikBenteng SMP Jebol, Material Timbun Badan Jalan

Apalagi pihak PKL sendiri punya komitmen hal tersebut hanya untuk bulan Ramadan saja. Dengan demikian, pada saat Lebaran dan seterusnya mereka harus kembali seperti sediakala. ”Namun tentunya PKL juga harus komitmen dengan janjinya,” katanya.

Terlepas dari itu, dia pun belum bisa memastikan dampak apa yang akan terjadi. Baik ketika mereka kembali ditertibkan atau pun dibiarkan menetap sementara.

Sebelumnya, Koordinator Gerakan Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Kota Tasikmalaya Myftah Faried mengaku aneh ketika di bulan Ramadan, PKL tidak ingin membereskan lapaknya. Karena hal itu hanya mengembalikan kebiasaan lama. ”Memang apa bedanya jika lapak itu kembali dibereskan,” ucapnya.

Menurut dia, aktivitas di bulan Ramadan ramai pada sore sampai malam. Namun bukan berarti PKL harus menetap di lokasi selama 24 jam. ”Lebih baik jam operasionalnya saja yang diubah yang tadinya pagi sampai sore, menjadi sore sampai malam,” katanya.

Jika pemerintah memberikan toleransi dikhawatirkan bisa membangun pemikiran yang sama di titik lainnya. Bahkan bisa lebih parah karena jelang Ramadan banyak pedagang yang mendadak membuka lapak di jalan. ”Misal di HZ Mustofa, ada potensi banyak yang akan membuka lapak permanen juga di sana,” tuturnya. (rga)

[/membersonly]

Laman:

1 2
0 Komentar