Dana Operasional Cabor untuk Pembinaan Atlet di Kota Tasikmalaya Sangat Minim, Harus Bagaimana Solusinya?

dana operasional
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Muslim MSi dan Ketua KONI Tasikmalaya Arip Rahman.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemerintah Kota Tasikmalaya dituntut lebih memperbesar porsi keberpihakannya pada dunia olahraga. Salah satunya terkait sarana prasarana serta dana operasional untuk cabang olahraga atau cabor.

Saat ini dari 41 cabang olahraga yang ada di Kota Tasikmalaya, belum semuanya memiliki sarana dan fasilitas yang memadai.

Dana operasional untuk cabor menjalankan proses pembinaan atlet juga masih minim. Hal itu diungkapkan Ketua KONI Tasikmalaya Arip Rahman ketika menerima kunjungan Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Muslim MSi.

Baca Juga:Haha! Waria Pontang-Panting Sampai Merayap di Semak Belukar Demi Kabur dari Kejaran Satpol PPCalon Pengantin Harus Sekolah Dulu di Sini Biar Setelah Menikah Tidak Melahirkan Bayi Stunting

“Kita akui fasilitas setiap cabor masih minim, untuk minggu ini saja kita bersyukur, Alhamdulillah bisa mengalirkan dana stimulan sebesar Rp 410 juta. Walaupun kalau dihitung per cabor jauh dari kata cukup, saya berharap Pemerintah Kota Tasikmalaya bisa memberikan hibah yang lebih besar lagi kepada KONI,” ujar Arip kepada Radar, Minggu (25/6/2023).

KONI pun, lanjut dia, terus melakukan pembenahan di bidang organisasi dan prestasi. Hal ini dilakukan agar manajemen pengelolaan setiap cabang olahraga dapat terukur mulai dari proses tata kelola organisasi sampai pertandingan dilaksanakan.

“Jadi dari mulai latihan sampai pada proses rencana keikutsertaan dalam sebuah pertandingan, harus diroadmap agar nantinya lebih terukur,” ucap dia.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Muslim MSi menuturkan, bahwa persoalan tersebut harus dicarikan solusi bersama agar prestasi daerah tidak merosot lagi. Pembinaan atlet tidak boleh terabaikan dan menurun.

“Proses pembinaan atlet harus menjadi prioritas. Keberhasilan atlet berawal dari proses pembinaan. Tak akan ada atlet yang langsung berprestasi menjadi juara tanpa ada proses pembinaan,” ungkapnya.

Ketua Cabor Pabersi itu tidak menampik bahwa proses pembinaan bagi para atlet memerlukan dana operasional yang relatif besar. Ia pun terus mendorong agar anggaran untuk kemajuan olahraga mendapatkan perhatian ekstra dari pemerintah.

0 Komentar