Culture Women Studies, Melawan Redupnya Diskusi Anak Muda

women studies
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Culture Women Studies (CWS) adalah komunitas yang menghadirkan diskusi berkonsep egaliter antara mahasiswa dan dosen.

Tidak hanya membahas atau beranggotakan perempuan, CWS berperan penting dalam meningkatkan daya kritis mahasiswa dan anak muda di dalamnya.

Di tengah redupnya diskusi-diskusi anak muda, CWS mencoba eksis memberikan ruang millenial untuk berbicara.

Baca Juga:Mau Transfer Saldo Gopay ke Dana? Gampang! Ikuti Langkah-Langkah IniAtasi Kesulitan Air Bersih, Pemkot Tasikmalaya Bangun Sumur Bor di Wilayah Indihiang

Komunitas ini biasa membahas isu-isu insidental yang terjadi di Tasikmalaya, kabar nasional bahkan internasional.

“Hari ini kita akan menonton dokumenter dari Watchdoc, kemudian lanjut diskusi dengan tema kita Manusia, Perubahan Iklim, dan Budaya Pop,” terang Faisal F Noorikhsan, dosen Ilmu Politik Universitas Siliwangi, pada Jumat(8/9/2023).

Tidak hanya dosen dan mahasiswa di Unsil saja, CWS ini terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung.

Sejak pendiriannya dua tahun lalu, komunitas literasi ini juga pernah mendatangkan tokoh perempuan dan kalangan hukum di Kota Tasikmalaya.

“Sebenarnya ini bebas untuk siapapun bergabung, kita gak ada patokan harus mahasiswa Unsil. Kebetulan, ruang diskusinya di Fisip Unsil, pertama kali ada di Fisip Unsil,” kata Koordinator CWS, Maulida.

Seperti diskusi yang digelar pada Jumat(8/09) ini, meski kehadiran pembicara sedikit topik yang diangkat tetap dapat diulas dari kacamata politik, lingkungan, dan sisi hiburan.

“Sebenarnya banyak, cuman ya kan tidak semua bisa datang di waktu yang sama. Saat ini ada yang sedang magang dan tentunya kuliah di kelas,” kata perempuan yang akrab disapa Maul itu.

Baca Juga:Mantan Wawali Kota Tasikmalaya Jadi Dewan Pakar PKS, Mau Maju di Pilkada 2024?Adipura: Menanti Nasib Kota Tasikmalaya Jadi Kota Terbersih

Diketahui, awalnya pendirian CWS berasal dari sejumlah mahasiswa dan dosen yang tergabung dalam sebuah grup Whatsapp.

Haus akan ilmu dan forum diskusi, dua dosen kemudian mencetuskan untuk menjadikan grup tersebut sebagai komunitas bernama CWS.

“Jangan kapok diskusi di sini, baik yang lagi susun skripsi, magang, atau bahkan alumni jangan ragu-ragu untuk datang. Budaya berdiskusi ini harus dirawat,” kata Faisal yang juga mengajar Komunikasi Politik itu.

0 Komentar