Bersama Bangun Sinergi Pengawasan Pemilu

Bersama Bangun Sinergi Pengawasan Pemilu
SINERGI. Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya dan Provinsi Jawa Barat bersama media bersinergi dalam penguatan sinergitas media di era digital 4.0 di Kantor Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya. Foto: Diki Setiawan / Radar Tasikmalaya
0 Komentar

“Karena dalam problem pemilu, berita atau informasi hoax harus dilawan oleh teman-teman media bersama Bawaslu. Tantangan di era digital 4.0 kehumasan Bawaslu harus menyesuaikan,” tambah dia.

Maka kapasitas kehumasan Bawaslu harus menyesuaikan dengan era digitalisasi sekarang. Upaya untuk mencapai publisitas yang maksimum atas pesan atau informasi lembaga dalam meningkatkan pengetahuan demi pengetahuan masyarakat.

Koordinator Divisi Hukum, Humas Data dan Informasi Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya Mohammad Abduh mengatakan bersama media Bawaslu awasi pemilu termasuk memberikan edukasi politik kepada pemilih atau masyarakat.

Baca Juga:Tasik Launching Pelayanan Terpadu LansiaRatusan Warga Keracunan Usai Konsumsi Nasi Kotak

Peran kehumasan di Bawaslu sendiri berperan menjaga reputasi, menciptakan citra baik Bawaslu, dan menginformasikan segala kegiatan Bawaslu kepada publik.

“Dalam rangka memenuhi hak publik, di Kabupaten Tasikmalaya, untuk tahu serta mengantisipasi munculnya hoax. Khususnya nanti dalam menghadapi Pemilu 2024, tiga perhelatan, Pilpres, Pileg dan Pilkada,” ungkap dia.

Dia berharap media bisa bersinergi dengan Bawaslu bersama-sama dalam mengawal dan mengawasi jalannya Pemilu yang jujur dan adil. “Humas adalah wajah Bawaslu, mengelola strategi komunikasi publik, mengelola krisis dan menjalin hubungan dengan media, dengan cara mengintegrasikan kegiatan Bawaslu,” kata dia.

Pemimpin Redaksi Radar Tasikmalaya Sandy Abdul Wahab mengatakan, sudah barang tentu peran media dalam mengawal jalannya pemilu dilakukan, termasuk bersama penyelenggara pemilu. Dalam tata kelola peliputan, apalagi penguatan sinergi media di era digital 4.0, semua kegiatan manusia itu kembali ke digital.

Ada dua tantangan jurnalisme di era disrupsi digital. Pertama tantangan dari jurnalisme instan mengutip begitu saja sumber informasi dari media sosial tanpa memastikan keabsahan data. Dan informasi hoax informasi bohong atau tidak benar.

“Seperti di dunia politik, isu-isu jelang Pemilu bisa dibuat oleh buzzer politik, berita yang masih dipertanyakan dan samar-samar dibuat agar publik percaya terhadap informasi yang belum tentu benar,” ungkap dia.
Maka dari itu, tambah dia, caranya dengan meningkatkan kembali peran pers dalam memberitakan informasi dan mengabarkan pemberitaan yang tepat, akurat dan benar. Sehingga bisa menangkal hoax. (dik)

[/memberonly]

Laman:

1 2
0 Komentar