Angka Prevalensi Stunting Masih Tinggi

Angka Prevalensi Stunting Masih Tinggi
dr TRI CAHYO NUGROHO, Kepala Bidang Kesmas Dinkes Garut
0 Komentar

TAROGONG KIDUL, RADSIK – Kabupaten Garut masih menjadi wilayah tertinggi angka prevalensi stunting dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di Jawa Barat. Untuk menekan angkat prevalensi itu, Pemerintah Kabupaten (Pembkab) Garut membuat program inovasi untuk upaya penurunan stunting yakni TOSS (temukan, obati, sayangi, balita stunting).

Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi program tersebut secara menyeluruh agar stunting di Kabupaten Garut menurun di angka 14 persen tahun 2023 nanti. “Sosialisasi TOSS ini sudah sampai ke kader-kader,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Garut dr Tri Cahyo Nugroho saat dihubungi Jumat (30/9/2022).

Ia menuturkan angka prevalensi stunting di Kabupaten Garut masih tinggi karena saat ini masih terus dilakukan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). “Kita masih nunggu hasil survei SSGI yang sedang/masih dilaksanakan,” tambahnya.

Baca Juga:Lestarikan Budaya dengan Pagelaran Wayang GolekWacana e-Ticketing Harus Dikaji Ulang

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Selain sosialisasi TOSS, pihaknya juga terus memantau pemberian makanan tambahan bagi balita stunting di Kabupaten Garut. “Pemberian makan tambahan ini sedang berjalan 40 hari dari 90 hari PMT,” tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman meninjau pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita stunting di Desa Pameungpeuk Kecamatan Pameungpeuk beberapa waktu lalu. Ia mengungkapkan, setelah dilakukan intervensi PMT dari pemerintah daerah, balita stunting, khususnya di Desa Pameungpeuk mengalami perkembangan baik, berupa peningkatan tinggi badan dari mulai 1cm-3cm. “Ini memang dengan diberikan makanan itu cukup bagus (perkembangannya), cuma untuk bisa keluar dari stunting ternyata memerlukan waktu yang cukup lama,” ucapnya.

Selain itu, Helmi menuturkan kegiatan kali ini dalam rangka memastikan program PMT yang dijalankan pemerintah seluruhnya bisa tersalurkan kepada balita stunting. “Kemudian harus memastikan (makanan itu) dimakan oleh anak-anak atau tidak. Ya Alhamdulillah semua dimakan oleh anak-anak (stunting),” pungkasnya. (mg1)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar