Sayangnya, sampai Lazio mendapat kejelasan terkait ruang gerak finansial mereka di bursa transfer, klub tidak bisa menaikkan nilai tawaran.
Dengan kepergian pasti dari Vecino, Hysaj, dan Pedro pada akhir musim, kehilangan Bašić dan Marušić akan membuat Lazio harus mencari setidaknya lima pemain baru—sebuah skenario yang jelas tidak ideal.
Kasus Romagnoli: Janji yang Tertunda
Situasi Alessio Romagnoli berbeda, tetapi tak kalah pelik. Kontraknya masih panjang hingga 2027, namun negosiasi kenaikan gaji sudah tertunda lebih dari satu tahun.
Baca Juga:Bos Djarum Investasikan Hampir Rp6,96 Triliun, Como Catat Kerugian Rp1,83 TriliunFantastis! Keluarga Agnelli Tolak Tawaran Rp19 Triliun Tunai untuk Lepas Juventus
Pemain yang menjadi pemimpin ruang ganti dan pilar pertahanan ini dijanjikan peningkatan dari gaji awalnya—€3 juta per tahun (sekitar Rp52,2 miliar per tahun)—ketika bergabung dari AC Milan pada 2022.
Romagnoli seharusnya sudah mendapat kenaikan gaji karena berhasil membawa Lazio lolos ke Liga Champions dua musim lalu seperti janji sang Presiden Claudio Lotito.
Namun, Lotito kemudian berubah pikiran dan menundan kenaikan gaji sang pemain, saat ini Romagnoli bukan hanya mencari kenaikan gaji yang belum juga ditepati Presiden klub dan ingin gambaran yang jelas mengenai proyek jangka panjang Lazio.
Pada usia yang memasuki fase krusial karier, sang bek tengah ingin memastikan bahwa klub memiliki ambisi dan arah yang cocok untuk komitmen jangka panjang.
Kondisi kontrak yang mandek ini jelas menjadi alarm serius bagi Lazio.
Di tengah persaingan Serie A yang semakin ketat, kehilangan tiga pemain penting sekaligus karena masalah administrasi akan menjadi pukulan besar.
Manajemen Lazio kini dituntut bergerak cepat dan tepat agar para pilar tim tidak justru angkat kaki karena kebuntuan negosiasi internal.