Bahkan saat ditahan Verona 1-1, lini serang mereka pun terlihat kehilangan tajinya.
Keraguan terbesar justru ada di lini tengah. Energi dan konsistensi tampak kurang, membuat permainan Juve kerap terputus di fase transisi.
Ini bisa jadi celah bagi Milan yang saat ini menjadikan lini tengah sebagai kekuatan utama.
Baca Juga:Ledek Lautaro Martinez, Chivu Suruh Penggemar Inter Pergi ke Markas Latihan AC MilanKebahagiaan Tak Datang dari Layar Ponsel, Bintang Baru Inter Milan Pilih Tak Punya Media Sosial
Kombinasi Luka Modric sebagai pengatur tempo, Adrien Rabiot yang energik, Youssouf Fofana yang mulai kembali ke performa terbaik, hingga Ruben Loftus-Cheek yang siap memberi dampak dari bangku cadangan, bisa menjadi pembeda.
Jadwal Juventus juga tidak bersahabat. Setelah menjamu Atalanta mereka harus terbang ke Spanyol menghadapi Villarreal.
Dengan modal imbang melawan Dortmund, partai di Villarreal menjadi laga hidup-mati agar peluang lolos dari fase grup tetap terbuka.
Sebaliknya, Milan justru diuntungkan. Setelah laga melawan Napoli, Rossoneri akan punya waktu sepekan penuh untuk memulihkan kondisi dan menyiapkan strategi di Milanello.
Energi ekstra dari kemenangan atas Napoli bisa menjadi bahan bakar tambahan saat bertandang ke Allianz Stadium.
Napoli dan Juventus adalah dua lawan yang akan menunjukkan wajah asli Milan di bawah Allegri.
Jika mampu melewati keduanya dengan hasil positif, Rossoneri bukan hanya akan memperkuat posisi di papan atas Serie A, tetapi juga membuktikan bahwa proyek Allegri benar-benar siap bersaing di level tertinggi.
Baca Juga:Daftar Tiga Pemain Incaran Comolli untuk Perkuat Lini Tengah Juventus: Ada Mantan Kapten AC MilanRahasia Allegri Bangkitkan AC Milan: Gunakan Lagi Aturan Old School Berlusconi
Dan bagi Allegri pribadi, kemenangan melawan Conte di San Siro akan terasa seperti penebusan balas dendam yang telah tertunda selama 12 tahun.