Manuel Locatelli tampil penuh semangat, tapi justru ceroboh hingga membuat Donnarumma kerepotan.
Harapan terbaik muncul dari Tonali yang menunjukkan kelasnya, mendominasi permainan sekaligus memastikan kemenangan lewat gol terakhir.
Di lini serang, Matteo Politano gagal mengulangi penampilan cemerlangnya melawan Estonia.
Baca Juga:Tonali Jadi Pahlawan Italia, Ultras Balik Badan Saat Lagu Kebangsaan Israel DikumandangkanClaudio Ranieri Larang AS Roma Korbankan Pemain Andalan Demi Jadon Sancho
Ia tampak kehilangan tenaga sebelum akhirnya digantikan Riccardo Orsolini, yang justru masuk dengan energi lebih, meski terlalu bernafsu hingga kerap membuat situasi kacau.
Untungnya, Moise Kean tampil brilian dengan dua gol, memperlihatkan insting predator kelas Eropa.
Mateo Retegui mungkin tak mencetak gol, namun kontribusinya nyata, termasuk assist tumit indah yang melahirkan gol Politano.
Dari bangku cadangan, Giacomo Raspadori memberi dampak instan dengan gol cepat yang sempat membawa Italia unggul 4-2.
Namun di balik parade gol itu, Italia tetap meninggalkan banyak kekhawatiran.
Pertahanan yang keropos, konsentrasi yang mudah hilang, serta inkonsistensi lini tengah menjadi pekerjaan rumah besar Gattuso.
Dengan hanya satu tiket langsung tersedia bagi juara grup, Azzurri tak punya pilihan selain memperbaiki diri sebelum duel hidup-mati melawan Norwegia.
Baca Juga:Media Italia: Mantan Bintang AC Milan Masih Jadi Impian Terbesar Juventus di Bursa TransferVan Dijk Minta Bek Inter Pakai Setelan Terbaik Saat Hadir di Ajang Ballon d'Or: Banyak Baju Bagus di Milan
“Pada akhirnya komputer hanya mencatat kata ‘kemenangan’, dan itu menolong Italia. Tapi cara kemenangan itu lahir membuat semua orang sadar: tim ini masih menang dalam ketakutan,” pungkas Sabatini.
