Menanggapi hal tersebut, Aktivis Sosial Tasikmalaya Faturochman, S.Pd., Gr. menyebut kebisingan dan aliran limbah yang masih terjadi sebagai bukti bahwa pejabat dan politisi kota gagal menjalankan mandat publik.
“Warga sudah 10 bulan hidup dalam pencemaran. Tapi masalah dari TPA Ciangir dan pabrik plastik tak kunjung diselesaikan secara transparan. Ini bukan kelalaian, ini pembiaran,” ujarnya.
Ia menilai bahwa pernyataan-pernyataan pejabat yang menyebut telah melakukan penutupan dan penanganan hanyalah bentuk pembohongan publik yang sistematis dan terencana, apalagi ketika langkah-langkah penanganan hanya muncul setelah isu ini disorot media dan publik Jawa Barat. (Ayu Sabrina)