UPI Tasikmalaya Gelar Webinar Nasional, Bahas Urgensi Literasi dan Numerasi di Tingkat SD

UPI Tasikmalaya
Dosen UPI Kampus Tasikmalaya, Dr Dian Indihadi MPd saat memaparkan materi kepada ratusan peserta webinar, Kamis (12/6/2025). (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya menggelar Webinar Nasional bertajuk SIGAP: Sinergi Inovasi Guru dalam Aksi Penguatan Literasi Numerasi, Kamis (12/6/2025).

Bertempat di Auditorium UPI Kampus Tasikmalaya, kegiatan ini dihadiri sekitar 130 guru dari berbagai wilayah di Priangan Timur.

Webinar kali ini menghadirkan dua narasumber dari kalangan dosen UPI Kampus Tasikmalaya, yakni Dr Dian Indihadi MPd dan Srie Mulyati SPd MPd. Sesi pertama dibuka oleh Dr Dian Indihadi dengan materi bertema Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah Dasar.

Baca Juga:Bintang Muda Indonesia Dorong Yudhi Adi Rahmatillah Menjadi Ketua KNPI Kabupaten TasikmalayaWakil Bupati Tasikmalaya Asep Sopari Al Ayubi Temui Orang Tua Bayi Kembar Siam: Alhamdulillah Operasi Sukses

Dalam pemaparannya, Dian menyoroti rendahnya capaian literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan hasil asesmen PISA 2025.

Menurutnya, meskipun kurikulum terus berganti, praktik pembelajaran di lapangan masih banyak yang mengandalkan cara lama yang kurang relevan dengan tantangan zaman.

“Masalah literasi dan numerasi selalu berulang karena cara mengajar kita belum benar-benar berubah. Banyak guru masih terpaku pada hal-hal yang rancu atau samar,” ujarnya.

Ia pun mengajak para guru untuk mendalami isu ini secara filosofis melalui pendekatan ontologi, epistemologi dan rasiologi. “Guru perlu bertanya, apa bahan ajar literasi dan numerasi itu? Berapa banyak yang dibutuhkan? Apa dasar pemilihannya? Dan bagaimana menyusun serta mengevaluasi strategi pengajarannya?” paparnya.

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya mengaitkan proses belajar dengan aktivitas jiwa dan raga anak. “Strategi penguatan literasi harus mampu merangsang kemampuan sensasi dan persepsi anak, agar numerasi yang dihasilkan menjadi tata, titi, duduga, dan peryoga,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua pelaksana webinar, Tanti Rahmawati, menyatakan bahwa kegiatan ini digelar sebagai respons atas lemahnya kemampuan dasar siswa Indonesia.

“Kita sering lihat sendiri, anak-anak SMP atau SMA masih bingung jawab misal soal 12 x 3 atau 3 x 6. Itu menunjukkan numerasi kita sangat lemah,” ungkap Tanti.

Baca Juga:Tingkatkan Akses Kesehatan, Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Sosialisasikan Perda Penyelenggaraan KesehatanEra Baru Cecep-Asep, Ini Kata Aktivis Pro Demokrasi Agustiana: Mulai dari Isu Intervensi dan Lainnya

Ia berharap webinar ini bisa memberi wawasan baru bagi para guru dan calon guru SD, sekaligus menjadi refleksi bersama bahwa penguatan literasi dan numerasi adalah kebutuhan mendesak.

0 Komentar