Ricardi juga mengakui sebenarnya ia tidak merasa terbebani dengan label ‘Totti baru’ di Roma di masa lalu.
“Mungkin tanpa sadar itu memberi tekanan, tapi saya tidak pernah merasa bermasalah. Saya selalu melakukan hal yang saya cintai. Mungkin karena masih kecil, saya belum sepenuhnya paham situasi di sekitar saya,” paparnya.
Di luar lapangan, Riccardi tetap menjalin hubungan baik dengan rekan-rekan lamanya. Salah satunya Riccardo Calafiori, sahabatnya sejak akademi Roma yang kini bermain untuk Arsenal.
Baca Juga:5 Cara Inter Milan Kalahkan PSG di Final Liga Champions3 Syarat yang Diminta Gasperini untuk Gabung AS Roma
Riccardi bahkan berada di lapangan saat Calafiori mengalami cedera lutut horor.
“Itu hari yang mengerikan. Kami semua panik. Tak ada yang sempat marah ke pemain lawan, karena kami terlalu khawatir soal kondisi Riccardo,” ucapnya.
Setelah melihat Calafiori kini bersinar di Eropa, Riccardi justru merasa terinspirasi dengan perjalanan sahabatnya.
“Itu jadi contoh bahwa kebangkitan itu mungkin. Dia juga sempat meninggalkan Roma, tapi bisa bangkit. Saya juga ingin seperti itu,” ungkapnya.
Musim panas ini bisa jadi titik penting lain dalam karier Riccardi. Ia berharap bisa naik level, mungkin ke Serie B, dan membuktikan bahwa bakat besar itu belum benar-benar padam.
“Masih banyak musim tersisa. Kita lihat saja ke mana saya akan pergi,” tutupnya, dengan senyum yang menyimpan harapan baru.