Pasca Banjir di Sukaresik, Sungai Citanduy Akan Dinormalisasi Lagi Tahun Ini

sungai citanduy
Sungai Citanduy di Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya. (Radika Robi Ramdan/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sungai Citanduy dan Cikidang dituding sebagai biangkerok banjir yang kerap melanda Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya.

Kedua sungai itu berada di bawah pengendalian Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy yang berkantor di Kota Banjar.

Citanduy dan Cikidang disebut sudah tidak dalam kondisi normal sehingga tidak mampu menampung debit air yang tinggi saat hujan deras tiba.

Baca Juga:Punya Banyak Aset Tanah di Tasikmalaya, Eks Dirut Pertamina Nicke Widyawati Miliki Total Harta Kekayaan SeginiMau Jemur Baju Takut Hujan? Ini Dia Prediksi Cuaca Kota Tasikmalaya Hari Ini Kamis 13 Maret 2025 Menurut BMKG

Humas BBWS Citanduy, Rahmat, menyebutkan sebetulnya Sungai Citanduy pernah dinormalisasi pada tahun 2024. Pengerukan sedimentasi dan sampah dilakukan pada jarak sepanjang 4,5 kilometer. Hasil normalisasi itu menurutnya bisa terlihat jelas. Aliran air lebih lancar dan frekuensi banjir sedikit berkurang.

“Dari hasil normalisasi tersebut sudah dapat terlihat dampaknya. Antara lain, frekuensi banjir menjadi berkurang, lamanya genangan banjir juga berkurang,” tuturnya

Menurut Rahmat, banjir yang merendam wilayah Tanjungsari pada Kamis malam lalu lebih disebabkan intensitas hujan yang tinggi dan terjadi merata di seluruh wilayah. Baik di wilayah hulu Sungai Citanduy maupun hilirnya. Akibatnya sungai tak mampu menampung air yang masuk dari semua penjuru.

Untuk mengatasi masalah itu, kata dia, BBWS telah merencanakan kelanjutan normalisasi Sungai Citanduy. Program ini bakal dijalankan tahun ini. “Ke depan program normalisasi tersebut akan dilanjutkan di tahun 2025 ini,” tandasnya.

Seperti diketahui, empat kampung di Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya terendam banjir pada Kamis (13/3/2025) malam. Kurang lebih 906 kepala keluarga terdampak. Seperti di Kampung Mekarsari yang terdapat 162 kepala keluarga dengan 572 jiwa dan 118 rumah terdampak.

Kemudian di Kampung Hegarsari jumlah keluarga terdampak mencapai 320 kepala keluarga dengan jumlah 270 rumah dan penduduk 1.280 jiwa.

Sedangkan di Kampung Cicalung terdapat 50 kepala keluarga, 126 jiwa pendudukl, dan 32 rumah yag terdampak. Begitu pula di Kampung Bojongsoban yang dihuni 899 kepala keluarga, 486 rumah dan ditinggali 1.986 jiwa. (R Robi Ramdan)

0 Komentar