Empat Program Unggulan Wali Kota Tasikmalaya, Efektifkah di Tengah Keterbatasan Anggaran?

Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan
Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan saat sidak ke Pasar Cikurubuk pekan lalu. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, bersama Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, memiliki empat program unggulan yang akan dijalankan. Yaitu Tasik Gemas atau gerakan emak-emak, anak-anak, makan sehat, yang betujuan meningkatkan kualias gizi.

Kemudian Tasik Pintar, yaitu Pendidikan Kota Tasikmalaya Rancage guna mendorong akses pendidikan yang lebih baik. Lalu, Tasik Pelak atau pembiakan ekonomi kewilayahan sebagai strategi penguatan ekonomi lokal. Terakhir, ada Si Ohan Hafiz, yaitu Sistem One Kelurahan One Hafiz untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan di setiap kelurahan.

Pemerhati Anggaran dari perkumpulan inisiatif, Nandang Suherman, menilai implementasi program-program itu perlu mempertimbangkan kemampuan fiskal daerah. Apalagi saat ini tengah berlaku kebijakan efisiensi. Terutama program pembiakan ekonomi kewilayahan yang ditaksir memerlukan modal lumayan besar untuk pelatihan kewirausahaan, pembinaan dan lainnya.

Baca Juga:Rumah Digeledah KPK, Ridwan Kamil: Kami KooperatifKetua PCNU Kabupaten Tasikmalaya Beri Pesan Mendalam bagi Cecep Nurul Yakin!

“Membutuhkan anggaran yang cukup besar di tengah keterbatasan fiskal daerah. Harus dipastikan apakah program-program ini benar-benar mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kota Tasikmalaya,” ujar Nandang, Senin (10/3/2025).

Nandang mencontohkan program Tasik Pelak. Program ini mencakup pengembangan usaha mikro di wilayah lokal, pelatihan kewirausahaan, dukungan teknologi, branding, serta pekan ekonomi kreatif. Program ini dirancang untuk memberi dorongan nyata bagi ekonomi lokal dan membuka lebih banyak lapangan kerja.

Namun menurutnya, pemerintah perlu tahu bahwa ada banyak tantangan yang dihadapi masyarakat ketika mulai berwirausaha. Dari mulai persoalan kualitas produk, kreativitas, hingga adanya pungutan-pungutan tidak resmi dari pihak tertentu. “Sering kali ada pungutan-pungutan tidak resmi yang memberatkan usaha,” tambahnya.

Meski begitu, lanjutnya, dalam dokumen perencanaan jangka panjang, Kota Tasikmalaya memang menargetkan diri menjadi kota termaju dalam perniagaan di Priangan Timur. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan sektor perhotelan dan restoran yang meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). (Ayu Sabrina)

0 Komentar