RADARTASIK.ID – Dalam beberapa bulan terakhir, investor global mulai memperhatikan perubahan signifikan dalam aliran modal yang beralih dari pasar Amerika Serikat.
Faktor utama yang mempengaruhi pergeseran ini adalah perang dagang yang semakin memanas, usulan paket fiskal besar-besaran dari Eropa, dan kemunculan China sebagai pemimpin dalam perlombaan teknologi global.
Pada 5 Maret 2025, China mengumumkan lebih banyak stimulus ekonomi sebagai langkah untuk mengatasi dampak dari eskalasi perang dagang dengan AS.
Baca Juga:Trump vs Utang AS, Bagaimana Ide-Ide Radikal Bisa Mengubah Takdir Ekonomi Global?Dolar AS Tertekan Perang Dagang Trump, Kebijakan Fiskal Jerman Gegerkan Pasar Obligasi, Bitcoin Terkoreksi
Pada saat yang sama, pemerintah Jerman yang baru terpilih juga menyetujui reformasi fiskal terbesar sejak reunifikasi negara tersebut.
Keputusan-keputusan ini memicu penurunan dramatis dalam pasar obligasi Jerman, dengan imbal hasil 30 tahun melonjak tajam.
Sementara itu, ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan, dipengaruhi oleh perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif baru AS.
Hal ini merusak sentimen ekonomi baik di dalam negeri maupun di luar AS.
Investor yang selama beberapa tahun terakhir banyak bertaruh pada ”keistimewaan AS,” mulai merasakan bahwa model ekonomi AS mungkin sudah tidak lagi dapat diandalkan.
Perubahan sentimen ini mulai terlihat jelas dalam perbedaan kinerja pasar saham global.
Indeks saham S&P 500 di AS mengalami penurunan sebesar 1,8% tahun ini, sementara saham Eropa justru meningkat hampir 9%.
Baca Juga:Pertarungan Miliarder, Elon Musk Gagal Hentikan Rencana OpenAI Menjadi Perusahaan LabaApple MacBook Air Terbaru Hadirkan Chip M4 dan AI Canggih dengan Harga Lebih Terjangkau
Di sisi lain, saham teknologi di Hong Kong mengalami lonjakan yang mengesankan, melonjak hampir 30%.
Ini menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam minat investasi global.
Selain itu, mata uang euro juga tercatat mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir, menguat di atas $1,07.
Hal ini mendorong beberapa bank untuk merevisi perkiraan mereka yang sebelumnya memperkirakan paritas antara euro dan dolar AS.
Dolar Tak Menarik
Investor yang sebelumnya sangat optimistis terhadap dolar AS mulai memangkas taruhan mereka terhadap mata uang ini.
Sejak pelantikan Presiden Donald Trump, jumlah posisi bullish terhadap dolar berkurang hampir 50%, dengan angka sekitar $16 miliar.
Hal ini menunjukkan adanya pergeseran kepercayaan dari pasar AS ke pasar Eropa dan China.
Menurut Dario Perkins, seorang analis ekonomi, ancaman tarif dan kebijakan proteksionis yang digagas oleh Trump memaksa negara-negara lain untuk meningkatkan pengeluaran domestik mereka.