TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Masalah tempat pembuangan sampah atau penampungan sementara di Pasar Padayungan masih memiliki kendala. DLH masih belum bisa menempatkan kontainer permanen untuk mengganti yang rusak.
Sampah di belakang pasar Padayungan Kota Tasikmalaya sebagian mulai diangkut oleh petugas. Meskipun prosesnya membutuhkan beberapa hari sampai jalan belakang pasar itu bisa kembali bersih.
Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kota Tasikmalaya Feri Arif Maulana mengatakan bahwa volume sampah cukup banyak. Sehingga tidak bisa diselesaikan dalam satu hari, terlebih penanganannya dilakukan secara manual. “Dua sampai tiga hari sepertinya baru beres,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (4/3/2025).
Baca Juga:Minim Tenaga dan Sarana, Pengangkutan Sampah di Pasar Padayungan Kota Tasikmalaya TertundaAktivis HMI Ingatkan Tanggung Jawab Wali Kota Tasikmalaya di Bulan Ramadan
Setelah nanti sampah-sampah itu diangkut, masalah tidak selesai begitu saja. Pasalnya pedagang Pasar Padayungan akan tetap memproduksi sampah sedangkan di lokasi tersebut tidak ada sarana penampungan atau kontainer.
Hal itu diakui Feri yang mengatakan pihaknya akan mengambil solusi alternatif terlebih dahulu. Salah satunya yakni dengan menggeser kontainer untuk digunakan secara bergantian. “Jadi nanti yang dari Cicariang bisa digeser dulu ke sini, sehari berikutnya bisa kita geser lagi ke Cicariang jadi mobile,” terangnya.
Alternatif kedua yakni dengan memberdayakan armada roda tiga atau cator. Meskipun harus bolak-balik, hal itu bisa menjadi solusi alternatif juga untuk sementara waktu. “Pakai dua cator juga cukup karena kalau Pasar Padayungan tidak terlalu banyak pedagangnya,” ucapnya.
Diakui Feri, DLH Kota Tasikmalaya saat ini mengalami kekurangan kontainer untuk penampungan sementara. Sehingga untuk saat ini beberapa kontainer dioperasikan di dua lokasi berbeda. “Jadi saling tarik saja, satu kontainer di dua tempat,” katanya.
Salah satu penyebab menumpuknya sampah di jalan belakang Pasar Padayungan pun karena tidak adanya kontainer. Sehingga para pedagang membuang limbah dagangannya ke jalan di depan kios-kios yang memang tidak beroperasi.(rangga jatnika)