Investor Mulai Menganggap Serius Trump saat Pasar Keuangan Menghadapi Penurunan

impor kayu
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat. (Donald Trump/Instagram)
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Pasar keuangan kini tidak lagi menganggap Donald Trump hanya sekadar berisik, dan mulai bergerak cepat untuk memprediksi potensi pelambatan ekonomi baik di Amerika Serikat (AS) maupun global.

Ini terjadi setelah kebijakan tarif yang diterapkan Trump, yang menambah ketidakpastian di ekonomi terbesar dunia.

Meskipun market awalnya mengharapkan hasil positif dari kebijakan tersebut, kini investor melihat risiko yang lebih besar seiring dengan respons dari mitra dagang AS.

Baca Juga:Tips Memilih Jasa Epoxy Lantai di TasikSeorang Kapitalis Ventura Respons Tuduhan Konflik Kepentingan Terkait Cadangan Kripto AS

Setelah enam minggu menjabat kembali, Trump telah mengenakan tarif 25% pada impor dari Meksiko dan Kanada, menambah tarif 20% pada barang-barang dari China, serta mengancam tarif balasan di seluruh dunia.

Selain itu, dia juga menghentikan bantuan militer ke Ukraina.

Langkah-langkah tersebut, yang semula dipandang sebagai taktik perdagangan yang berani, kini justru memicu penurunan signifikan dalam perdagangan yang disebut ”Trump trade”.

Sebagai akibat dari kebijakan tarif ini, dolar AS mengalami penurunan, sementara imbal hasil obligasi merosot.

Analis Goldman Sachs mencatat bahwa tarif rata-rata pada impor dari China kini mencapai 34%, angka ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan masa pemerintahan Trump sebelumnya.

Kini, banyak yang mulai ragu bahwa akan ada kesepakatan atau kompromi cepat yang bisa meredakan ketegangan perdagangan ini.

Kebijakan Tarif yang Tidak Pasti Membuat Market Tersendat

Para analis memperingatkan bahwa pasar kini kesulitan untuk berposisi secara agresif, mengingat kebijakan tarif AS yang bisa berubah drastis dalam waktu singkat.

Chang Wei Liang, seorang strategis di DBS, menekankan bahwa kondisi ini membuat market kredit menjadi lebih sensitif terhadap perubahan situasi global yang semakin tidak pasti.

Baca Juga:4 Pertanyaan yang Belum Terjawab Tentang Cadangan Kripto Trump, Apa Saja? Ini UlasannyaPerubahan Drastis di Pasar Kripto, Apa yang Membuat Bitcoin Kembali Melorot Hingga di Bawah $87.000?

Indikator volatilitas untuk Treasury, saham AS, dan saham Jepang mencapai level tertinggi pada tahun ini, sementara investor global tampak bergegas mencari tempat yang lebih aman.

Saham sektor pertahanan mengalami lonjakan, sementara saham teknologi justru turun tajam.

Ketika China mengumumkan tarif balasan, dan Meksiko serta Kanada menyiapkan respons mereka, para investor mulai memperkirakan pelambatan pertumbuhan ekonomi global dan meningkatkan ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga AS.

0 Komentar