Impor Kayu Terancam Kena Tarif 25 Persen, Apa Dampaknya bagi Ekonomi AS dan Dunia?

impor kayu
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat. (Donald Trump/Instagram)
0 Komentar

WASHINGTON, RADARTASIK.ID – Pada 1 Maret 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan perintah baru terkait penyelidikan tarif atas impor kayu, yang berpotensi menambah beban tarif pada barang-barang kayu yang masuk ke AS.

Kebijakan ini akan memperburuk tarif yang sudah ada sebelumnya terhadap kayu lunak Kanada, serta tambahan tarif 25 persen untuk semua barang yang berasal dari Kanada dan Meksiko yang dijadwalkan berlaku minggu depan.

Langkah ini merupakan penyelidikan tarif ketiga yang dilakukan Trump dalam waktu seminggu, setelah sebelumnya ia juga menginisiasi penyelidikan untuk sektor lain.

Baca Juga:Bitcoin Anjlok 28 Persen, Apa yang Terjadi di Pasar Crypto?Tak Dihiraukan, Warga Arcamanik Bandung Tolak Alih Fungsi Gedung Serbaguna Jadi Tempat Peribadatan

Dalam kebijakan terbarunya, Trump menandatangani memo yang menginstruksikan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, untuk memulai penyelidikan terkait dampak keamanan nasional dari impor kayu menggunakan ketentuan yang diatur dalam Bagian 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan tahun 1962.

Sebelumnya, undang-undang yang sama telah digunakan untuk menetapkan tarif atas impor baja dan aluminium dari berbagai negara.

Penyelidikan ini mencakup produk-produk turunan dari kayu, seperti furnitur yang terbuat dari kayu yang diekspor oleh AS, termasuk lemari dapur.

Dalam perintah tersebut, ditetapkan bahwa Departemen Perdagangan AS memiliki waktu 270 hari untuk menyelesaikan penyelidikan ini.

Selain itu, Trump juga menginstruksikan langkah-langkah dalam jangka waktu 90 hari untuk meningkatkan pasokan kayu domestik.

Salah satunya adalah dengan menyederhanakan proses perizinan untuk penebangan kayu dari lahan publik dan meningkatkan pemulihan pohon yang tumbang dari hutan serta saluran air.

Perintah ini juga meminta pembaruan atau panduan dari lembaga terkait untuk mempercepat produksi kayu, termasuk mempercepat persetujuan proyek kehutanan berdasarkan Undang-Undang Spesies Terancam Punah.

Baca Juga:Hedge Fund Tinggalkan Saham AS, Fokus ke Asia, Apa Dampaknya bagi Pasar?Vinicius Junior Mencapai 300 Pertandingan Bersama Real Madrid, Namun Kekalahan Terjadi di Villamarin

Penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, menjelaskan bahwa penyelidikan terhadap impor kayu ini bertujuan untuk melawan praktik negara-negara eksportir kayu besar seperti Kanada, Jerman, dan Brasil yang dianggap telah ”membuang kayu ke pasar AS dengan mengorbankan kemakmuran ekonomi dan keamanan nasional.”

Menurutnya, langkah ini akan menghentikan praktik tersebut dan sekaligus memperkuat pasokan serta permintaan kayu domestik.

Pejabat Gedung Putih juga menyatakan bahwa ketergantungan AS pada impor kayu bisa menimbulkan risiko terhadap keamanan nasional.

0 Komentar