Gol kedua Milan lahir dari rebound tendangan Rafael Leao yang langsung diselesaikan Morata.
Namun, Fonseca menyatakan bahwa Milan belum memiliki pemain dengan karakteristik yang sama seperti Morata, yang memiliki kualitas untuk menjaga aliran bola di lini depan.
Saat Morata harus ditarik keluar karena kelelahan, Fonseca terpaksa menurunkan Abraham yang meskipun memiliki kemampuan bertahan yang baik, tetap belum bisa menyamai peran sentral Morata dalam permainan Milan.
Baca Juga:Hajar Real Madrid, Morata Tegaskan Pentingnya Kesadaran Akan Kekuatan AC Milan dan Puji Performa LeaoCarlo Ancelotti Beberkan Penyebab Real Madrid Dihajar AC Milan di Liga Champions
Pada laga ini, Fonseca juga mempercayakan posisi kanan pada Yunus Musah sebagai bagian dari trident penyerang.
Musah berfungsi efektif sebagai bek tambahan yang melindungi Emerson Royal dan memberikan pertahanan ekstra saat menghadapi Vinicius Junior.
Tak hanya dalam bertahan, strategi ini juga memperkuat serangan balik Milan ketika Madrid kehilangan keseimbangan di lini pertahanan.
Lawan Real Madrid Lebih Enteng
Menanggapi performa Milan yang jauh lebih baik dibanding saat mengalahkan Monza 1-0 di Serie A, Fonseca mengakui bahwa ada perbedaan besar antara gaya permainan Serie A dan Liga Champions.
Ia menjelaskan bahwa Serie A sering kali kurang dihargai karena sifat kompetitifnya yang lebih ketat.
Fonseca menyebutkan contoh Monza dan Cagliari, yang kerap menggunakan penjagaan ketat terhadap pemain lawan, membuat pertandingan lebih taktis dan menantang secara fisik.
Bagi Fonseca, hal ini menjadikan laga di Serie A lebih sulit dibandingkan di Liga Champions.
Baca Juga:San Siro di Ambang Perubahan, Apa Pilihan Terakhir Inter dan AC Milan?Apes, Adriano Galliani Tegaskan Gol Monza ke Gawang AC Milan Seharusnya Disahkan
”Malam ini lebih mudah bagi kami, meski lawan adalah Real Madrid, tim terbaik di dunia, karena ini sangat berbeda,” tegas Fonseca saat diwawancara Sky Sport Italia usai pertandingan seperti dikutip Football Italia.
Fonseca menambahkan bahwa perbedaan gaya permainan di Italia ini mungkin menjadi alasan mengapa pertandingan di Serie A sering kali kurang menghibur dibandingkan kompetisi lain.
Menurutnya, justru karena tuntutan taktik dan permainan ketat inilah yang membuat Serie A menjadi kompetisi yang sangat sulit bagi para pemain dan pelatih.
Dengan kemenangan ini, Milan berhasil memulihkan posisi mereka di fase grup Liga Champions, mengantongi enam poin dari empat pertandingan.