TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pasangan Pilkada Kota Tasikmalaya Yanto Aprianto Oce-KH Muhammad Aminudin menjanjikan ruang terbuka publik yang ramah dan memberi kebahagiaan. Salah satunya meyakinkan penyelenggaraan event-event kreatif supaya lebih mudah dan murah.
Calon Wakil Wali Kota Tasikmalaya nomor urut 5 KH Muhammad Aminudin mengisi diskusi publik bersama Bode Riswandi di Narassi Coffee, Selasa (9/10/2024). Pada kesempatan tersebut dirinya menyampaikan apa yang menjadi visi dan misinya dengan tagline TASIK EMAS (Edukatif, Maju, Agamis dan Sejahtera).
Beberapa program pun dipaparkan yang di antaranya ada Hari Ojek Online atau Ojol Day. Di mana setiap hari Jumat seluruh pejabat harus meninggalkan kendaraan dinasnya. “Semua pejabat dan ASN pemkot untuk menggunakan jasa ojek online, untuk meningkatkan kesejahteraan tukang ojek yang notabene masyarakat miskin,” ungkapnya.
Baca Juga:Aturan Cuti Kampanye Membingungkan Anggota DPRD Kota TasikmalayaSeorang Anak di Tasikmalaya Tenggelam Saat Berenang di Bendungan Sungai Ciromban
Adapun tema pembahasan yang didiskusikan di acara tersebut yakni mengenai ruang publik dan seni. Hal itu sesuai amplop misteri yang tersisa yakni nomor 5.
Mengenai tema tersebut, muncul pertanyaan dari salah satu pengunjung yakni mengenai kebijakan membangun ruang publik yang membangkitkan kreativitas.
Merespons hal tersebut KH Aminudin Bustomi mengaitkannya dengan event. Menurut KH AMinudin, bahwa Kota Tasikmalaya perlu dibangun ruang publik khusus yang bisa mewadahi event-event yang saat ini sulit terakomodir.
Tentunya hal ini perlu dibicarakan dengan berbagai pihak karena dirinya ingin sarana kreatif itu bisa mengakomodir berbagai event. Sehingga pembangunannya sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. “Berkolaborasi dengan seniman lokal,” ucapnya.
Dari apa yang dia temukan di lapangan, event organizer saat ini harus merogoh kocek dengan nilai yang tinggi. Ketika biaya atau modal yang dikeluarkan relatif mahal, tentunya hasilnya tidak akan optimal. “Awalnya mau enjoy malah defisit,” ucapnya.
Hal ini menurutnya butuh peran pemerintah supaya bisa menekan biaya-biaya yang notabene bukan hal wajib. Karena pada prinsipnya pemerintah harus mendukung dan berterima kasih ketika ada Event Organizer (EO) yang mau berkontribusi mendorong ekonomi kreatif. “Harus berterima kasih, bukan malah diminta biaya,” katanya.