Bicara Prestasi, Perlu Sarana Representatif

Bicara Prestasi, Perlu Sarana Representatif
BUTUH FASILITAS. Pengurus NPCI Kabupaten Tasikmalaya meminta pemerintah menyediakan fasilitas yang representatif untuk berlatih. Foto: Istimewa
0 Komentar

TASIK, RADSIK – Pengurus National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Tasikmalaya mendorong pemerintah daerah memiliki pusat olahraga bagi penyandang disabilitas yang bertaraf internasional.

“Kalau menuntut untuk berprestasi, namun tidak memiliki tempat latihan maka akan sulit. Jadi kalau pemerintah tidak memperhatikan sarana prasarana, tetap saja akan seperti ini. Hanya olahraga tenis meja, bulutangkis yang populer ya cukup berat,” ujar Ketua NPCI Kabupaten Tasikmalaya Ukun Rukaendi kepada Radar,  (14/12/2022).

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:ATCS Ditarget Rampung Sebelum NataruDorong Rencana Pembangunan Daerah Segera Disusun

Ukun menyebutkan, Kabupaten Tasikmalaya didorong memiliki sport center yang memadai. Sebab, tidak akan bisa memiliki atlet bertaraf internasional tidak akan mungkin, jika tidak ditunjang dengan infrastruktur tempat latihan.

Itu menjadi salah satu kendalanya, di samping harus ada sport center juga harus diperhatikan aksesibilitasnya. Karena misalkan ada tempat bertaraf internasional, tapi tidak aksesibilitas misalnya bertangga otomatis yang tunadaksa yang pakai roda tidak bisa masuk.

Selanjutnya untuk tuna netra harus ada akses dan diperhatikan. Karena menurutnya, untuk ukuran lapang dan aturan semua sama. Hanya saja diperhatikan aksesnya. “Sekarang kami kebingungan, kalau berlatih misalnya di Bandung, itu biayanya berlipat. Di sana satu tahun lebih. Tapi kalau ada sarananya di sini kan bisa pulang pergi. Kalau di Bandung, harus sewa, biaya makan dan lainnya. Makanya harus didukung sarana prasarana,” ucapnya.

Menurut dia, kalau sekarang tidak kreatif NPCI-nya akan ketinggalan jauh. Disparpora juga perlu didorong agar mereka paham. Sebab, NPCI ini sedikitnya paham ketika terjun langsung. Apa yang menjadi keinginan, kebutuhan, hambatan, tantangan sudah ketalar.

“Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 juga, itu kedudukannya sama setiap warga negara itu. Jadi harus sama-sama menikmati, tidak bisa membangun itu untuk yang normal bisa berjalan saja, melainkan juga untuk semuanya juga,” kata dia menegaskan. (obi)

  [/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

 

0 Komentar