RADARTASIK.ID – Hasan Firdaus dan Husen Firdaus, anak kembar asal Kabupaten Pangandaran yang tertabrak dua motor gede (moge), didambakan orang tuannya untuk menjadi ajengan di masa mendatang. Namun, harapan itu pupus. Karena bocah berusia delapan tahun itu telah tiada. Selama-lamanya.
Ayah Hasan dan Husen, Wasmo (55) mengungkapkan sejak Minggu (13/3/2022), banyak pelayat yang mendatangi rumahnya di Dusun Babakansari Desa Ciganjeng Kecamatan Padaherang. Banyak di antara mereka yang memberikan santunan di samping belasungkawa. “Dari polres, dari bupati, dari dewan juga ada,” katanya kepada Radar, Senin (14/3/2022).
Wasmo berterima kasih kepada semua pihak yang sudah berempati kepada keluarganya. ”Mudah-mudahan jadi amal jariah untuk semuanya. Terutama yang telah membantu sejak kejadian,” ucapnya.
Baca Juga:Kurangi Kemiskinan Ekstrem di IndonesiaMoge ”Akhiri” Hidup Anak Kembar
Dia mengungkapkan bahwa pihak Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Bandung telah memberikan santunan berupa uang tunai senilai Rp 50 juta pada Minggu atas insiden maut yang menyebabkan kedua anak kembarnya meninggal pada Sabtu (12/3/2022) di Jalan Raya Banjar-Pangandaran tepatnya di Desa Tunggilis Kecamatan Kalipucang. “Besarannya Rp 50 juta, sudah saya terima,” ujarnya.
Menurut dia, HDCI Bandung juga siap membantu jika keluarganya ada kebutuhan. Adapun uang santunan itu akan digunakan untuk mengurusi biaya pemakanan dan keperluan lainnya. ”Kata mereka jangan sungkan, kalau ada keperluan tinggal bilang saja,” tuturnya.
Wasmo benar-benar terpukul dengan kematian Hasan dan Husen. Kedua anak kembarnya telah diharapkan untuk menjadi penerusnya. ”Saya ingin mereka jadi ajengan, dua-duanya ingin jadi ajengan,” katanya.
Untuk memenuhi harapannya, Wasmo sudah merencanakan mengirimkan kedua anaknya itu ke pondok pesantren (ponpes). ”Mereka semangat kalau pergi ngaji iqra, biasanya ngaji ke seberang jalan,” ucapnya.
Di mata Wasmo, Hasan dan Husen adalah anak yang baik, terkadang suka bertengkar. Pertengkaran itu hanya sebatas cemburu. Misalnya kalau pakai baju berbeda dan dikasih uang dengan jumlah berbeda. Jadi semuanya harus sama.
Selain itu, anak kembarnya itu juga banyak disayangi tetangganya. Tak jarang mereka diberi uang kalau jajan. Bahkan, sang pemilik warung juga kerap memberi jajanan gratis. ”Memang suka banyak yang ngasih,” katanya.