Tsinghua Lutfiya

Tsinghua Lutfiya
Dahlan ISkan
0 Komentar

Gubernur dan wagub NTB ini termasuk sedikit kepala daerah dan wakilnya yang rukun. Tidak terjadi konflik. Sampai tahun keempat masa jabatan ini belum ada tanda-tanda pecah. Pun tidak ada indikasi Sang Wagub mau maju jadi gubernur di Pilkada akan datang. Pecahnya hubungan kepala daerah dan wakil, biasanya dimulai dari sang wakil merasa tidak diberi wewenang. Plus anggarannya. Semua diambil No 1. Lalu kompor di sekitar sang wakil menyala. Sang wakil lantas merasa lebih mampu. Akhirnya sang wakil menunjukkan tanda-tanda akan menjadi pesaing di Pilkada berikutnya.

Semua itu tidak terlihat di NTB. Berarti kemungkinan besar keduanya masih akan berpasangan lagi di tahun 2024 nanti.

Kuat sekali. Sang wagub termasuk bukan tipe hanya pendulang suara. Lewat ketokohannyi di Nahdlatul Wathan. Sang wagub orang pintar. Waktu SMA juara se-provinsi. Bu wagub NTB ternyata Doktor dari UNJ, S2 UNS, S1 ITS. Pernah lama menjadi pimpinan di perusahaan asing di NTB. Kalau pidato sangat menarik. Kalau bekerja sangat detail.

Baca Juga:Pendaftar PPS MembludakPuskesmas Cigalontang Fokus Tekan Angka Stunting

Wagub Sitti punya kapasitas untuk bertengkar dengan gubernur yang doktor ekonominya dari Glasgow University itu. Tapi dia tidak melakukan itu. “NTB beruntung punya pasangan kepala daerah seperti ini,” ujar Lutfiya.

Dalam posisinyi seperti itu Lutfiya sering diminta mengoordinasikan kerja sama internasional. Misalnya kerja sama Lombok-Hainan. Dua-duanya pulau wisata. Di Indonesia dan di Tiongkok. Juga kerja sama ekonomi NTB dengan Denmark. Atau kerja sama pendidikan NTB dan Nottingham, Inggris.

Sambil sibuk itu, Lutfiya terus mencari beasiswa. Dia tetap semangat untuk bisa kuliah S2 di luar negeri. Pengabdiannyi ke daerah itu tidak sia-sia. Dia jadi punya banyak bahan untuk membuat esai maupun menjawab wawancara.

Esai yang membuat Lutfiya diterima di sub-jurusan future leader adalah tentang penanganan gempa di Lombok. Juga tentang penanganan Covid-19 untuk daerah wisata.

Saya jadi ingat “ujian” bagi calon presiden Amerika. Di sana yang pintar berlebihan. Yang hebat tidak kurang. Yang track record-nya luar biasa melimpah. Maka pertanyaan penting bagi calon presiden Amerika adalah: apa yang akan dilakukan kalau ada dering telepon jam 3 pagi.

0 Komentar