Prihatin

Prihatin
Prihatin
0 Komentar

”Selain itu konsep yang terkait dengan pendanaan yang dibutuhkan seharusnya juga dapat diungkapkan dengan jelas dan akuntable berdasarkan perkembangan kasus, penanganan kasus, dan pendekatan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok mereka yang terpapar,” katanya.

Pengungkapan kasus yang terjadi, merupakan predikat terbaik dari para aktivis, personal yang berkecimpung di lembaga yang peduli terhadap penyebaran penyakit ini di tengah pandemik lain yang terjadi, di tengah keterbasan yang dirasakan dari sisi dukungan moril, materil yang terbatas serta kepedulian yang tersamarkan dari pengungkapan kasus dari sorotan khalayak ramai yang sebenarnya, kondisi ini sangat menghawatirkan untuk seluruh lapisan masyarakat.

Menurut Deden, dukungan yang dapat diberikan hanyalah pengungkapan data yang terjadi selama ini agar dapat dipahami tentang peningkatan kasus yang terungkap di balik kasus yang belum terdeteksi lebih awal yang mungkin lebih besar dari data kasus yang terjadi dan menjadi kehawatiran semua pihak tentang kondisi ini. ”Dengan predikat kasus HIV/Aids yang bertambah tinggi juga dengan tingkat kemiskinan tertinggi serta sandaran kota yang religius seharusnya menjadi pusat pemikiran bersama seluruh pihak,” tuturnya.

Baca Juga:Kerja PrakerjaSssttt… Tunjangan Dewan Naik!

Sebelumnya, pada Juli 2022, sejumlah instansi di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya dan stakeholder terkait menjalin pertemuan untuk membuat komitmen memutus rantai penularan HIV/Aids di Kota Santri. Mengingat, tingginya angka kasus baru sampai pertengahan tahun.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya Dadang Abdullah Mubarok menuturkan, penyebaran virus tersebut semakin hari kian mengkhawatirkan. Pihaknya mencatat, sebanyak 88 kasus baru ditemukan sejak Januari sampai Juli 2022.

”Kita khawatir sampai Desember bisa terjadi kenaikan lagi, maka kita perlu komitmen bersama dengan instansi dan stakeholder terkait,” ujarnya usai rakor penanggulangan HIV/Aids di Jalan Ir H Juanda, Kamis (15/9/2022).

Di satu sisi, pihaknya merasa senang ketika bisa melacak sebaran kasus warga terpapar virus tersebut. Supaya, bisa mengendalikan dan memonitor pengidap dan menekan risiko penyebaran kembali. Namun, di sisi lain, tingginya kasus itu juga menjadi ironi. ”Akan tetapi kami tetap men-tracking terus, mencari mereka yang positif supaya tergali, dikendalikan dengan mengonsumsi obat supaya tidak terus berpotensi menularkan,” kata Dadang.

0 Komentar