Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Mengkaji Kebijakan Pemerintah Daerah untuk Memutus Mata Rantai Thalassemia

Poltekkes
Peneliti sekaligus Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya menganalisis kebijakan pemerintah daerah dalam upaya memutus mata rantai penyakit thalassemia Tasikmalaya di Resto Kamandara Mangkubumi, Rabu (9/8/2023). (Fatkhur Rizqi/Radar Tasikmalaya)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya melaksanakan Focus Group Discussion untuk Penelitian Kajian Kebijakan Strategis (KKS) di Resto Kamandara Mangkubumi Kota Tasikmalaya Rabu (9/8/2023). Dengan pembahasan tentang analisis kebijakan pemerintah daerah dalam upaya memutus mata rantai penyakit thalassemia di Tasikmalaya.

Peneliti dalam kegiatan KKS ini dari Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yaitu Dr Dini Mariani SKep Ners MKep, Novi Euis Rosuliana MKep NsSp KepAn dan dari Yayasan Thalassemia Indonesia Cabang Tasikmalaya Dr Hj Betty Supriapti SKp MKes serta Dr dr H Ali Firdaus MHKes.

Dengan peserta FGD KKS antara lain; Yayasan Thalassemia Indonesia (YTI) Cabang Tasikmalaya, Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Tasikmalaya beserta Kepala bidang P2P atau pengelola program PTM, Kementerian Agama Kota dan Kabupaten Tasikmalaya , dan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII Tasikmalaya.

Baca Juga:Unsil Tasikmalaya Bantu Kecakapan Literasi Keuangan SiswaRatusan Linmas di Kabupaten Tasikmalaya Dilatih Hadapi Pilkades dan Pemilu

Ketua Peneliti KKS Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Dr Dini Mariani Skep Ners  MKep mengatakan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya terpilih 5 terbaik sebagai pelaksana program penelitian Kajian Kebijakan Strategis (KKS) dari perguruan tinggi  ada 38 Poltekkes Kemenkes se-Indonesia di Kementerian Kesehatan. Oleh karenanya diadakan FGD KKS ini, sebagai bahan   analisis kebijakan pemerintah daerah dalam upaya memutus mata rantai penyakit thalassemia di Tasikmalaya.

“Mengangkat fenomena thalassemia di Priangan Timur, karena sebagai jalur sabuk thalassemia. Artinya Priangan Timur penyumbang terbanyak thalassemia ke Jawa Barat pada 2023, khususnya untuk Kota dan Kabupaten Tasikmalaya 283 orang,” katanya.

“Oleh karenanya Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sebagai ujung tombak dari instansi pusat yang berada di daerah diberikan tugas untuk berkontribusi membuat kajian kebijakan strategis tentang fenomena Thalassemia. Oleh karenanya, mengahadirkan para stakeholder di Tasikmalaya  bisa memberikan kontribusi aspirasi, harapan, dan lainnya agar upaya memutus mata rantai penyakit thalassemia di Tasikmalaya dapat tercapai,” ujarnya.

Mengingat, sambung dia, thalassemia ini penyakit kelainan darah, yang bisa diturunkan melalui pernikahan sesama pembawa sifat. Ditambah fenomena thalassemia untuk Jawa Barat penyumbang pertama terbanyak se-Indonesia yakni 40 persennya, baik perempuan maupun laki-laki.

0 Komentar