Mau Voting

Mau Voting
Dahlan ISkan
0 Komentar

Jadilah Anwar perdana menteri. Rakyat lantas memanggil Anwar dengan nama PMX. Anwar memang menolak dipanggil ”Pak” atau ”Bapak” atau ”Abah” atau ”Ayahanda”.

Bagaimana kalau tanggal 19 nanti Anwar kalah? Seperti yang dikhawatirkan raja?

Memang partai-partai koalisi sudah menyatakan dukungan pada Anwar. Termasuk di depan raja. Harusnya tidak perlu lagi voting di DPR. Secara hukum Anwar sudah sah.

”Saya tidak mau jabatan saya hanya sah secara hukum,” kata Anwar seperti dikutip banyak media di sana. Ia ingin mendapat kepercayaan dari rakyat.

Baca Juga:Warga Ampera Dibacok Geng MotorProtein Yuda

Bagaimana kalau kalah? Bukankah manuver politik kini lagi kumat di sana? Termasuk lewat politik identitas?

Misalnya Anwar dituduh anti Islam. Medsos melancarkan tuduhan anti Islam itu sangat kuat. Anwar dinilai tidak layak memimpin Malaysia. Rupanya di Malaysia kian banyak saja yang merasa rambutnya sudah putih. Atau jidatnya sudah berkerut.

Sabah pun bergolak. Sabah merasa jadi anak tiri. Sedang Serawak menjadi anak emas.

Di UMNO mulai terjadi pecat-memecat pengurus.

Sorotan anti Islam itu tambah seru sejak Anwar mengangkat Nga Kor Ming (倪可敏) masuk kabinet.

Nga menjadi menteri perumahan dan pemerintahan lokal. Nga adalah ketua partai Tionghoa, DAP, di negara bagian Perak. Tuduhan pun dilancarkan ke Anwar: DAP akan menguasai pemerintahan lokal.

Nga, 50 tahun, memang suka ceplas-ceplos. Termasuk ketika mengecam wali kota Perak sebagai ”Metalic Black” karena warna kulit Indianya.

Isu lain yang menimpa Anwar adalah: Anwar akan menghancurkan konglomerat pribumi. Khususnya Tan Sri Syed Mokhtar Al-Bukhar.

Baca Juga:Demokrat Seleksi Ketua PACAwas Teror Pedofilia

Al-Bukhar adalah pengusaha beras. Ia praktis memonopoli perdagangan beras nasional Malaysia.

Setelah dilantik jadi perdana menteri, Anwar memang mengatakan kepada Al-Bukhar: enough is enough. Maksudnya, sudah waktunya nasib petani padi yang harus diperbaiki. Jangan diterus-teruskan lagi praktik monopoli seperti sekian puluh tahun terakhir.

Sebenarnya Al-Bukhar sudah sepakat dengan Anwar. Al-Bukhar akan menyisihkan dana besar untuk dialirkan ke petani kecil. Tapi tetap saja isu menghancurkan pengusaha pribumi ini didengung-dengungkan.

”Saya tidak pernah berniat seperti itu. Saya kenal pribadi beliau. Saya tidak akan ambil putusan sepihak. Saya tidak memutuskan tanpa negosiasi,” ujar Anwar.

0 Komentar