Kisah Sang Srikandi Menanti Motor Pengganti: Hidup Penuh Tekanan, Stres dan Trauma

srikandi
Dedeng, menjalankan tugas hariannya sebagai petugas penyapu jalanan di kawasan HZ Mustofa, Jumat, 2 Februari 2024. (Ayu Sabrina B/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sapu lidi dan gerobak sampah jadi saksi bisu Dedeng (43), srikandi kebersihan di Kota Tasikmalaya bekerja keras untuk mendapatkan Rp 50.000 per sehari.

Uang itu digunakannya untuk melunasi utang kepada bank berwarna biru, kala meminjam untuk membeli sepeda motor seharga Rp 22 juta tahun lalu.

Srikandi, itulah sebutan bagi Dedeng dan 86 perempuan lain yang menjadi tim penyapu jalanan Kota Tasik. Sejak tahun 2013, ibu dua anak asal Singkup itu sudah bersahabat dengan sampah di Kota Tasikmalaya. Berseragam Kuning-Hijau, mengenakan sarung tangan memungut dan menyapu segala yang kotor di ruas jalan muka Kota Resik.

Srikandi Kebersihan Kota Tasikmalaya Terancam PHK, Ini Kata Mereka!

Baca Juga:Minat Baca Warga Kota Tasikmalaya Ternyata Cuma Segini, Pantas Perpustakaan SepiUpdate Link Pendaftaran Bintang Pelajar 2024 Radar Tasikmalaya Group

Durasi itu dapat bertambah, lantaran sang Srikandi mengandalkan angkutan kota (Angkot) yang hanya lewat satu kali setiap pagi.

Demi mempermudah keberangkatan bekerja, Dedeng pun memutuskan untuk membeli sepeda motor. Nantinya, kendaraan roda dua itu juga akan dipergunakan anak sulungnya untuk pergi bersekolah. Namun sayang, asa itu kini tinggal angan-angan saja.

April 2023, Dedeng dan suaminya yang buruh lepas itu membeli sebuah sepeda motor secara kontan di sebuah diler motor di Jalan RE Martadinata. Menyodorkan uang Rp22 juta hasil pinjam dari bank, ia menerima cashback seharga Rp300.000.

Berkas Tersangka E yang Diproses Bukan Atas Laporan Penipuan, Tapi Penggelapan 6 Unit Motor

Namun sayang, hingga kini roda dua jenis matic itu tak pernah datang ke kediaman Dedeng.

“Dijanjikan minggu depan katanya datang, ternyata gak ada. Disusul ke dealer lagi kata E ditunggu saja, besok-besoknya lagi dia sudah gak bekerja di sana katanya, dan uang ibu gak masuk ke perusahaan,” kata Dedeng bercerita.

0 Komentar