Kado Nyawa

Kado Nyawa
0 Komentar

Tapi soal penembakan masal di Amerika ini terus saja berulang. Ditulis dengan judul besar-besar pun tetap masih terjadi lagi. Dan masih akan terjadi lagi.

Reaksi para politisi pun masih sama: ”Peristiwa ini jangan sampai terjadi lagi. Ini harus yang terakhir kali terjadi di negeri ini.”

Nyatanya itu bukan yang terakhir. Masih terus berulang. Begitu seringnya. ”Rata-rata sebulan dua kali terjadi penembakan di sekolah,” tulis The Onion. Belum lagi yang di luar sekolah.

Baca Juga:Direkam Sebelum Balapan LiarBaznas: Semuanya Hanya Salah Paham

Tahun ini sudah kita lewati selama 146 hari. Sedang penembakan masal sudah terjadi 213 kali.

”Tidak ada yang menghentikannya. Negeri ini memang membolehkannya,” tulis media yang lain.

Dulu penembakan seperti itu terjadi di kota-kota besar. Seperti New York. Bisa dimaklumi. Sebagai akibat tekanan kota besar. Belakangan banyak juga terjadi di kota kecil. Bahkan sangat kecil. Seperti yang sekarang ini: di Uvalde.

Sangat kecil. Dan terpencil. Kota agak besar terdekat pun masih 80 Km. Di arah timurnya. San Antonio tadi.

Kota mini Uvalde hanya berpenduduk 16.000 orang. Kalau di Jawa itu hanya satu desa. Lokasinya dekat perbatasan Texas dan New Mexico. Dekat juga dengan perbatasan Meksiko –sekitar 60 km.
Yang membuat kota ini ”hidup” karena ada markas polisi perbatasan. Yang menjaga perbatasan dua negara.

Kehidupan yang lain: inilah tempat kelahiran bintang film terkenal. Ia pemenang hadiah Oscar. Matthew McConaughey. Umur 52 tahun. Film drama komedinya banyak yang top: The Wedding Planner atau Ghosts of Girlfriends Past atau How to Lose a Gay in 10 Days. Lewat semua itu ia meneguhkan citra sebagai simbol seks.
Tentu ia berkomentar soal drama di kampungnya itu. Ia ingin maju sebagai calon gubernur Texas tahun ini.

Sedih. Pilu.

Di kota sekecil dan sedamai Uvalde harusnya tidak terjadi kebrutalan seperti itu. Apalagi Uvalde juga di pegunungan. Dan lagi penduduknya mayoritas keturunan Spanyol: lebih 70 persen. Tidak ada konflik sosial. Tidak ada ketegangan ras.

Tapi ada Ramos.

Baca Juga:Ratusan Warga Ngadu ke DewanJabar Berangkatkan 17.566 Jemaah

Yang hidup bersama neneknya—tanpa Mirza menyebutkan di mana orang tuanya. Ramos marah pada neneknya itu: ia tembak dengan senjata barunya.

0 Komentar