Ekspedisi Kampung Dumaring (2): Lolongan Anjing, Mi Ayam, Tak Ada Angkutan Umum

Kampung Dumaring
(Kiri ke kanan) Toko Adat Dumaring Abdul Mu’in dan Suwardi, serta Kepala Kampung Dumaring Salehudin berpose bersama Soni Herdiawan, anggota tim ekspedisi, usai menerima cendera mata kerajinan kalung pusaka kujang, Kamis 3 Agustus 2023. (Sandy AW/Radartasik.id)
0 Komentar

Kedai itu bernama Mie Ayam Bakso Pesek Putra Solo. Harganya, 1 porsi yang paling murah sebesar Rp 25.000. Rasanya enak. Mengobati kerinduan pada makan-makanan favorit di Jawa.

Hal lain yang beda dengan di Priatim, di Kampung Dumaring tidak ada angkutan umum sama sekali yang melintas di jalan raya. Masyarakat setempat menjalankan aktivitas berkendara menggunakan kendaraan pribadi. Baik motor maupun mobil.  Begitu juga Gojek dan Gocar. Jangan harap. Untungnya, untuk kebutuhan bepergian jarak jauh, ada mobil-mobil travel yang bisa antar-jemput.

Jam operasional pom bensin di kawasan Kampung Dumaring tidak seperti gambaran di Jawa Barat pada umumnya. Di sini tidak menentu. Kadang bukanya pukul 07.00 WITA atau pukul 08.00 WITA dan sering kali siang hari sudah tutup. Biasanya, tim mengandalkan penjual eceran untuk membeli bahan bakar motor (BBM). Atau membeli di pom mini depan pom bensin. (*)

0 Komentar