Cerdas Berinvestasi di Tengah Bayangan Resesi Dunia

Cerdas Berinvestasi di Tengah Bayangan Resesi Dunia
INVESTASI. Di tengah isu global resesi ekonomi, masyarakat diimbau untuk cerdas dalam berinvestasi. Foto: istimewa
0 Komentar

JAKARTA, RADSIK – Banyak yang memprediksi dan memberi peringatan akan kemungkinan terjadinya resesi yang diperkirakan dapat memangkas pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat. Tantangan Ekonomi tersebut tidak hanya dihadapi oleh Indonesia namun juga negara-negara lainnya.

Proyeksi tersebut juga mengacu kepada laporan World Economic Outlook: Countering The Cost of Living Crisis yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF) yang dirilis pada Selasa (11/10/2022). Di mana data laporan menunjukkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini tidak berubah, yakni pada 3,2 persen. Sementara tahun depan, pertumbuhan ekonomi dipangkas menjadi 2,7 persen dari sebelumnya 2,9 persen.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Melambat, DPK Tumbuh 7,7 PersenLomba Tumpeng Meriahkan Hari Santri

IMF melihat situasi 2023 merupakan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali masa pandemi Covid-19 dan krisis keuangan global. “Sebagai investor, kita harus selalu memahami berbagai faktor resiko yang bisa timbul baik dari sisi makro-ekonomi, fundamental project atau aset, dan keadaan teknikal pasar,” ungkap Timothius Martin, Chief Marketing Officer Pintu

Selain itu, dia menambahkan, masa “winter” dan kemungkinan adanya resesi seperti saat ini, sangat penting juga untuk kita bisa lebih disiplin dalam mengatur keuangan dan menggunakan metode terstruktur seperti Dollar Cost Averaging (DCA) yang dapat membantu mengurangi risiko investasi dalam jangka panjang.

Masih dari laporan yang sama, IMF memprediksi kemungkinan 25 persen pertumbuhan ekonomi global pada 2023 akan turun 2 persen yang diakibatkan beberapa faktor seperti kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina, peningkatan inflasi, hingga terdapat perlambatan pada ekonomi Tiongkok.

Dia menuturkan, dengan banyaknya faktor yang merujuk kepada perlambatan pertumbuhan ekonomi muncul kekhawatiran masyarakat terhadap alokasi dana untuk investasi. Bagi investor kripto di tengah kondisi saat ini bisa memilih investasi yang aman namun dapat memberikan imbal balik yang menjanjikan dengan memanfaatkan fitur staking dan earn yang telah tersedia di aplikasi Pintu. Kedua fitur ini memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk dapat memaksimalkan aset yang telah mereka miliki dengan men­dapatkan imbalan sebesar 4 persen dengan membeli aset stablecoin dan me­naruhnya di Pintu Earn,” ujar Timo.

0 Komentar