Melambat, DPK Tumbuh 7,7 Persen

Melambat, DPK Tumbuh 7,7 Persen
MELAMBAT. BI mencatat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan melambat. Per September 2022, hanya tumbuh 7,7 persen secara tahunan. Foto: Istimewa
0 Komentar

JAKARTA, RADSIK – Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan melambat. Per September 2022, hanya tumbuh 7,7 persen secara tahunan. Lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya yang naik 8,2 persen year-on-year (YoY).

“Perkembangan DPK terutama dipengaruhi pertumbuhan giro dan tabungan,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Senin (24/10/2022).

Giro tercatat tumbuh 15,7 persen YoY menjadi Rp 2.106,9 triliun. Setelah sebelumnya meningkat 17,7 persen YoY menjadi Rp 2.083,9 triliun pada Agustus 2022. Sedangkan, tabungan tumbuh 10 persen YoY menjadi Rp 2.545 triliun.

Baca Juga:Lomba Tumpeng Meriahkan Hari SantriRUU Sisdiknas Tak Masuk Prolegnas

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Berdasarkan golongan, pertumbuhan DPK dari nasabah korporasi sebesar 11,5 persen YoY menjadi Rp 3.220,9 triliun. Sementara DPK perorangan hanya meningkat 10,3 persen YoY menjadi Rp 2.989,7 triliun.

“Untuk segmen lainnya datang dari debitur pemerintah daerah (pemda), koperasi, yayasan, dan swasta turun 40,9 persen YoY menjadi Rp 46,5 triliun,” terangnya.

Peningkatan jumlah nasabah Bank Jago mendorong penghimpunan DPK sampai akhir September 2022. Terutama pada produk tabungan dan giro sehingga membuat current account and savings account (CASA) tumbuh kuat. Yakni, meningkat 422 persen YoY menjadi Rp 5,14 triliun. Sedangkan deposito tumbuh 38 persen menjadi Rp 2,14 triliun.

Hal ini membuat struktur biaya dana semakin membaik. Tecermin dari rasio CASA terhadap total DPK mencapai 71 persen. Secara keseluruhan, DPK yang dihimpun hingga kuartal III 2022 mencapai Rp 7,28 triliun. Tumbuh 186 persen YoY.

Bermodalkan porsi CASA yang besar, Bank Jago berhasil menjaga beban bunga dan beban syariah tetap rendah. Yakni Rp 101 miliar, naik 166 persen YoY. Sementara pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago meningkat 205 persen menjadi Rp 1,08 triliun.

Dengan demikian, pendapatan bunga bersih alias net interest income Bank Jago mencapai Rp 984 miliar atau tumbuh 210 persen secara tahunan. “Hingga September 2022, kami berada pada jalur yang tepat menuju pertumbuhan yang solid. Di sisi lain kami tetap mencermati perkembangan ekonomi global dan dalam negeri agar kami dapat melakukan antisipasi dan terus mendorong pertumbuhan kinerja Bank Jago yang sehat dan berkelanjutan di tahun mendatang,” ujar Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar.

0 Komentar