Cegah Perundungan Pelajar Seperti di Cilacap, 44 Perwira Polres Tasikmalaya Kota Bergerak ke Sekolah-Sekolah

Cegah Perundungan Pelajar Seperti di Cilacap, 44 Perwira Polres Tasikmalaya Kota Bergerak ke Sekolah-Sekolah
Wakapolres Tasikmalaya Kota Kompol Dhoni memberikan arahan dan edukasi kepada para siswa di SMPN 1 Tasikmalaya, Senin (2/10/2023)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Untuk mencegah perundungan pelajar seperti di Cilacap beberapa waktu lalu, Polres Tasikmalaya Kota menurunkan 44 perwira ke sekolah-sekolah di wilayah hukumnya, Senin (2/10/2023).

Wakapolres Tasikmalaya Kota Kompol Dhoni Erwanto pun ikut turun tangan dengan menyambangi SMPN 1 Tasikmalaya. Dia memberikan arahan dan amanat kepada para pelajar di sekolah tersebut.

Pada kesempatan itu, Kompol Dhoni menyampaikan bahwa kasus perundungan yang dilakukan pelajar SMP di Cilacap mencoreng dunia pendidikan. Karena perilaku yang muncul menunjukkan adanya penyimpangan budaya di sebagian pelajar. “Perilaku maupun pergaulan para remaja kita hampir tidak lagi mencerminkan karakteristik dan adat ketimuran,” ungkapnya.

Baca Juga:Soal Usulan Penonton Konser Musik Pria-Wanita Dipisah, Begini Pandangan Anggota DPRD dan Budayawan TasikmalayaCandaan Tidak Wajar, Pose Siswa Menginjak Kepala Jadi Persoalan Serius

Dewasa ini, kenakalan remaja termasuk di kalangan pelajar sudah masih terus terjadi. Bahkan sebagian bukan lagi masuk kategori kenakalan, melainkan tindak kriminal. “Seperti curanmor, berandalan bermotor, narkoba, prostitusi dan lain-lain,” ujarnya.

Berkaitan dengan era digital, media sosial menjadi makanan sehari-hari setiap orang tanpa mengenal batasan usia. Di samping efek positifnya, tentunya dampak negatifnya pun tidak bisa dinapikan.

Maka dari itu pihak kepolisian mengajak semua pihak termasuk para pelajar dan guru untuk bisa bijaksana dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi. Karena banyaknya konten negatif bisa berdampak pada karakter dan perilaku para remaja. “Bisa mengakibatkan perundungan dengan kekerasan, oleh karenanya hal ini harus menjadi perhatian khusus dari para guru, orang tua dan para pemerhati sosial,” ucapnya.

Di samping itu, tsunami informasi yang beredar di dunia internet pun tidak semuanya valid. Karena banyak juga informasi hoaks yang pada akhirnya menimbulkan kegaduhan bahkan pertengkaran. “Akibat hoaks terjadilah ketegangan antar teman sendiri, antar komponen masyarakat,” katanya.

Maka dari itu pihaknya berpesan kepada para siswa agar meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, akhlak mulia, serta senantiasa menjalin silaturahmi satu sama lain. Sekaligus menghindari perilaku-perilaku yang bisa merugikan diri sendiri atau orang lain. “Hindari perbuatan melawan hukum, hormati bapa ibu guru serta orang tua kalian, buat mereka bangga atas prestasi dan perilaku kalian,” ucapnya.(*)

0 Komentar