Boleh Dinikmati, Jangan Dirusak

Boleh Dinikmati, Jangan Dirusak
RAMAI. Jalan HZ Mustofa dalam proses penataan banyak dijadikan tempat jalan-jalan dan berfoto, Minggu (25/9/2022). Foto: rangga jatnika / radar tasikmalaya
0 Komentar

CIHIDEUNG, RADSIK – Penataan Jalan HZ Mustofa hingga kini belum rampung. Namun jalan di pusat kota itu sudah banyak dikunjungi warga. Ada yang jalan-jalan, belanja sampai sekadar foto-foto.

Idealnya, selama pekerjaan berjalan area tersebut harus steril dari aktivitas masyarakat. Selain untuk keselamatan, juga untuk kelancaran proses pekerjaan. Hal itu diakui Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Wenda Krisnawan.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Ada Pungutan Panwascam, Laporkan!Silaturahmi, Sinergi Sambil Berbagi

Kendati demikian jalur tersebut merupakan ruang publik dengan aktivitas yang padat setiap harinya. “Karena ini ruang publik, enggak bisa dilarang juga,” ucapnya.

Sejauh ini, progres pekerjaan bisa berjalan sesuai rencana. Bahkan diprediksi bisa selesai sebelum mencapai batas waktu yang ditargetkan. “Sekarang masih plus (melebihi target waktu), jadi kita optimis,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, penataan Jalan HZ Mustofa dan Cihideung ditargetkan rampung 10 Oktober 2022. Saat ini prosesnya tinggal sentuhan akhir sampai akhirnya dinyatakan selesai.

“Kelom (tempat duduk) masih belum semua, dan tambahan lampu-lampu,” jelasnya.

Disinggung potensi kerusakan sebelum pekerjaan selesai, hal itu tidak bisa dipungkiri. Akan tetapi dia meminta warga yang berkunjung atau sekadar melintas untuk bisa bijaksana. “Selama tidak merusak enggak bisa dilarang juga,” katanya.

Daya tarik hasil penataan di Jalan HZ tampaknya memang cukup tinggi. Bahkan warga dari luar daerah pun datang untuk menikmati suasana yang baru di tempat itu.

Seperti halnya Tita Anita (23) warga Kota Banjar yang menilai positif penataan yang dilakukan. Selain menarik jadi spot berfoto, akses pejalan kaki pun lebih representatif. “Nyaman lah untuk jalan-jalan,” akunya.

Kendati demikian, dia mengeluhkan minimnya sarana untuk parkir. Tita berharap pemerintah menyediakan fasilitas tersebut dengan lokasi yang strategis. “Tadi bingung mencari tempat parkir, akhirnya disimpan di gang,” imbuhnya. (rga)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar