Beri Penghormatan Terakhir untuk Ayahanda Sahabatnya, Dr Aqua Dwipayana Memilih tidak Menghadiri Sertijab Komandan Paspampres

Beri Penghormatan Terakhir untuk Ayahanda Sahabatnya
Dari kiri ke kanan Savero Karamiveta Dwipayana, Nurcholis MA Basyari, Kolid Widodo, Ventje Suardana, dan Dr Aqua Dwipayana. Mereka foto bersama di dekat peti jenazah Rudy Suardana.
0 Komentar

Perhatiannya Besar Sekali

Dr Aqua yang sudah ditinggal kedua orang tuanya sangat merasakan Susianawati sudah seperti ibunya sendiri. Kasih sayang dan perhatiannya besar sekali. ”Sangat terasa. Tidak hanya oleh saya, tetapi keluarga juga  ikut merasakannya. Semua itu membuat saya butuh waktu relatif lebih lama untuk menuntaskan tulisan tentang Ibu Susianawati. Menjadi rekor  menulis terlama dan terpanjang di BBM dan WA dalam 10 tahun terakhir,” demikian Dr Aqua mengenang.

Wartawan senior yang sudah berkali-kali memimpin rombongan umrah The Power of Silaturahim (POS) dengan total peserta 167 orang, Nurcholis MA Basyari, mencatat tulisan Dr Aqua tentang kenangannya akan sosok Ibu Susianawati, terdiri atas 13.468 karakter atau 1.926  kata, 181 baris, dan 6 halaman.

”Sepertinya ini rekor tulisan terpanjang Mas Aqua yang dikirimkan ke seluruh anggota Komunitas Komunikasi Jari Tangan. Data itu diketahui setelah tulisannya saya pindahkan ke Word,” jelas Nurcholis.

Baca Juga:Savero Karamiveta Dwipayana Jadi Narasumber Literasi Digital Melawan Hoaks di Sektor Kesehatan MasyarakatDeteksi Jaringan Narkoba Bappelitbangda, Tes Urine Pegawai Setda Kota Tasikmalaya Digenjot

Hal yang sama juga terjadi saat Dr Aqua mendapat kabar berpulangnya Rudy. Dapat dipahami betapa sedihnya sang motivator kawakan tersebut. Ia sangat merasakan kesedihan mendalam. Sama sebagaimana Ventje dan seluruh keluarga besar almarhum Rudy yang ditinggal oleh sosok orang tua dengan kebaikan seperti mendiang.

Bukti Nyata

Catatan persahabatan bahkan kemudian mewujud menjadi persaudaraan yang erat antara Dr Aqua dengan Ventje menjadi bukti nyata bagaimana sikap membaktikan diri sepenuh jiwa dan raga kita bagi orang tua tercinta.

Termasuk mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi manusia dengan melepaskan berbagai sekat dan rintangan yang kerap dijadikan pembeda. Inilah keluhuran humanisme silaturahim yang benar-benar menembus batas.

Betapa keikhlasan, niat mulia, penghormatan dan kasih sayang kepada orang tua, dan nilai-nilai kebaikan lainnya telah menjadi bahasa yang universal. Kebaikan-kebaikan itu telah menyingkirkan segenap sekat karena perbedaan budaya bahkan agama yang kadang ketika kita abai pada perspektif kemanusiaan yang lebih luas, kita justru kerap bersikap egois dan meniadakan yang lain.

Dr Aqua yang sudah ditinggalkan kedua orang tuanya, tetap menunjukkan jiwa bakti seorang anak kepada orang tua dengan cara terbiasa berkunjung ke orang tua sahabat-sahabat dan kenalannya bahkan ketika teman-temannya itu sedang tidak  bersamanya. ”Bagi saya, orang tua sahabat dan kenalan saya adalah juga orang tua saya sendiri,” kata Dr Aqua.

0 Komentar