Beras Bantuan Dari Pemerintah Dijual Karena Kualitasnya Mengecewakan, Babinsa : Warga Tak Berani Protes Karena Takut

Beras Bantuan dari Pemerintah dijual
Babinsa Tugujaya Pelda Suprapto mengecek kondisi beras bantuan yang dikeluhkan warga, Minggu (24/9/2023)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebagian warga Kota Tasikmalaya kecewa dengan beras bantuan dari pemerintah yang dinilai buruk. Ada yang dijual, ada juga yang terpaksa mengonsumsinya.

Pantauan Radar, di salah satu pemukiman di Kelurahan Tugujaya sebagian warga sudah menerima bantuan beras. Namun kondisinya dianggap buruk bahkan ada yang menganggap tidak layak.

Salah seorang warga yang enggan disebut namanya mengatakan beras bantuan yang dia terima kondisinya kuning cenderung menghitam. Butirannya pun banyak yang pecah serta kotor sehingga dia memilih untuk menjualny. “Saya udah jual, karena ada yang mau nampung,” ucap ibu rumah tangga berusia sekitar 40 tahun itu kepada Radartasik.id, Minggu (24/9/2023).

Baca Juga:Gadis Michat di Tasikmalaya, Efek Pola Asuh di Tengah Tsunami InformasiPelaku UMKM di Kota Tasikmalaya Perlu Edukasi Keamanan Digital

10kg beras yang dia dapat dijual dengan harga Rp 80 ribu kepada penampung. Uang itu pun dia belikan beras di pasar dengan kualitas yang bagus dan lebih layak konsumsi. “Enggak apa-apalah dari 10kg jadi sekitar 7kg, yang penting bagus,” ucapnya.

Ibu rumah tangga lainnya juga mengaku hal yang sama, dia mendapatkan beras yang memang tidak bagus. Namun karena butuh, dia terpaksa menggunakannya untuk dikonsumsi keluarga. “Ya dari pada enggak ada sama sekali,” katanya.

Soal rasa, nasi dari beras bantuan itu diakuinya hambar dan jauh dari kata enak. Teksturnya pun tidak pulen dan mudah busuk. “Jauh kalau dibandingkan beras yang saya beli,” ucapnya.

Babinsa Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung Pelda Suprapto juga mengaku banyak warga yang mengeluh dengan kualitas beras bantuan. Meskipun sebagian ada yang terbilang baik, namun tidak sedikit yang kualitasnya buruk. “Kondisinya sudah kuning bahkan menghitam,” katanya.

Secara mekanisme, warga bisa menukarkannya dengan melakukan pengaduan kepada Kelurahan. Akan tetapi mereka takut ke depannya akan dicoret sebagai penerima bantuan. “Padahal bisa ditukar dengan beras yang lebih bagus, tapi mereka takut nantinya tidak dapat bantuan lagi,” terangnya.

Pihaknya berharap masyarakat yang memang menerima beras bantuan pemerintah dengan kualitas yang buruk bisa lebih berani mengadu. Menurutnya hal itu tidak akan membuat mereka dicoret sebagai penerima bantuan. “Kalau berasnya bagus kan nilai gizinya juga lebih bagus untuk pencegahan stunting,” imbuhnya.(*)

0 Komentar