Awas! Harga Beras Bisa Makin Naik Gara-Gara Ini

Awas! Harga Beras Bisa Makin Naik Gara-Gara Ini
Beras bantuan dari pemerintah untuk masyarakat. (Foto: rangga jatnika/radartasik.id)
0 Komentar

JAKARTA, RADARTASIK.ID – Presiden Indonesia Joko Widodo mengingatkan masyarakat akan bahaya yang mengintai semua negara di dunia saat ini. Yaitu kesulitan pangan, terutama di kala naiknya harga beras.

Bukan tanpa alasan Jokowi menyampaikan hal itu dalam Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbaruka (LIKE) di GBK pada hari Minggu (24/9/2023).

Ia mengatakan bahwa saat ini suhu bumi semakin panas. Pemanasan global yang membuat perubahan iklim kini sudah dirasakan semua negara di dunia bukan hanya Indonesia.

Baca Juga:Acara WCD di Situ Gede Ricuh, Kadis LH Dinilai Berkata Kasar ke Pegiat LingkunganHasil Observasi Mahasiswa, 310 Hektar Lahan Pertanian di Kota Tasikmalaya Sudah Beralih Fungsi

Hal ini yang kemudian berpotensi memicu berkurangnya produksi pangan, terurama beras.

“Beberapa negara mengalami krisis pangan baik itu gandum, beras,” katanya.

Jokowi menyebut setidaknya sekarang sudah ada 19 negara yang mulai menyetop ekspor berasnya karena fokus pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri mereka. Hal ini pula akan membuat Indonesia tidak bisa lagi impor beras. Dampaknya harga beras mengalami kenaikkan.

“Termasuk Indonesia (harga beras) sedikit naik,” tandasnya.

Seperti diketahui saat ini harga beras dipasaran telah mengalami kenaikkan sejak awal musim kemarau. Itu disebabkan sedikitnya stok gabah yang dimiliki para petani karena banyak yang gagal panen setelah kemaraj melanda sejak beberapa bulan terakhir.

Harga beras kualitas medium di pasaran saat ini rata-rata berkisae antara Rp 12.500-Rp 13000 per kilogram. Sedangkan beras kualitas super audah di atas Rp 14000 per kilogram.

Sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan terjadi penurunan harga beras. Meski di sejumlah daerah Perum Bulog sudah mendistribusikan beras murah kepada masyarakat akhir pekan kemarin.

Selain itu hujan juga baru turun di sebagian wilayah Indonesia saja. Itu pun belum intens sehingga petani belum bisa memulai masa tanam.***

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

0 Komentar