Aksi Mogok Massal Sopir Angkot Batal

Aksi Mogok Massal Sopir Angkot Batal
Yudi Nurcahyadi, Ketua Organda DPC Kabupaten Garut
0 Komentar

Menurut dia, wacana kenaikan harga BBM sudah lama bergulir. Pemkab Garut dianggap seperti tidak peka menyikapi kenaikan BBM. Sehingga ketika pemerintah pusat menetapkan kenaikan BBM Sabtu itu, tidak ada langkah menangani dampak kenaikan BBM.

Sementara awak angkutan dan pengusaha transportasi terdampak dengan adanya kenaikan harga BBM. “Kalau ada antisipasi dan formulasi kenaikan tarif kami tidak akan melakukan aksi mogok massal,” terangnya.

Menurut Yudi, aksi mogok massal angkutan umum akan berlangsung hingga ada ketetapan kenaikan tarif angkutan umum yang ditetapkan pemerintah daerah. “Di Garut itu ada 1.548 unit angkutan umum yang akan mogok dan tidak melayani penumpang,” katanya.

PIKIRKAN PEMBERIAN SUBSIDI

Baca Juga:Belum Berimbas terhadap Kebutuhan PokokHubungan Sesama Jenis Dominasi Kasus HIV

Meskipun harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya jenis pertalite sudah naik di angka Rp 10 ribu, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut belum menaikan tarif angkutan kota (angkot). Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh, tidak dinaikannya tarif angkot disebabkan belum adanya arahan dari pemerintah pusat terkait penyesuaian tarif angkot.

“Tidak ada kenaikan tariff (angkot). Tapi, kita menunggu keputusan pusat ataupun instruksi dari pusat terkait kenaikan tarif,” kata Aah, kemarin.

Dia mengatakan, tidak menaikan tarif terlebih dahulu, karena akan ada efek domino yang terjadi di masyarakat. “Akan ada efek domino terhadap perekonomian masyarakat, menyangkut inflasi, daya beli, dan masyarakat kasihan lagi, semua harga pasti naik,” katanya.

Sebelum ada instruksi dari pusat, pihaknya akan berkoordinasi dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Garut dan para pengendara angkot terkait diberikannya subsidi bagi pengendara angkot. “Intinya kepada angkot yang jalan, kita akan menghitung mungkin dengan Organda. Menghitung berapa angkutan yang beroperasi, dan berapa orang disubsidi,” katanya.

Untuk nilai subsidi yang diberikan, pihaknya belum ada nilai yang cocok. Karena, tiap-tiap sopir memiliki jalur trayek yang berbeda-beda. Untuk pemberian subsidi kepada para pengendara akan dibagikan setiap hari, sampai ada keputusan dari pusat mengenai penyesuaian tarif.

“Umpamanya gini, kalau satu orang seribu, lalu kali seberapa, kan operasinya 5 rit (keliling) atau 6 rit, dan di hitung per hari ini sampai ada instruksi dari pusat mengenai kenaikan tarif,” katanya.

0 Komentar